PERINGATAN MAULID NABI: TRADISI UMAT ISLAM SEDUNIA

PERINGATAN MAULID NABI: TRADISI UMAT ISLAM SEDUNIA

Sumber: fahmina.org 

Ditulis Oleh: KH. Husein Muhammad

Hari Senin tahun 571 M. adalah hari kelahiran Nabi terakhir yang telah lama ditunggu-tunggu bangsa Arab. Hampir seluruh dunia muslim memperingatinya dengan upacara yang berbeda-beda. Annemarie Schimmel, menginformasikan kepada kita bahwa kecenderungan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad Saw secara besar-besaran muncul pertama kali di Mesir selama era Fathimiyah (969-1171 M). Perayaan itu dihadiri oleh para cerdik-cendikia dan para ulama. Mereka mendengarkan pidato tentang sejarah Nabi. Di Irak Utara peringatan Maulid Nabi dipersiapkan sejak awal bulan Muharram; pondok-pondok didirikan bagi tamu-tamu yang datang dari luar kota.

Di Turki, masjid-masjid dihiasi dengan lampu-lampu. Di Mesir, para penguasa Mamluk, perayaan besar-besaran untuk memperingati Maulud diselenggarakan di pelataran benteng Kairo. (Baca : Annemarie, Dan Muhammad Adalah Utusan Allah). Di sebagian negara berpenduduk besar muslim, hari itu diperingati dengan menyalakan obor di jalan-jalan sambil pawai mengelilingi kota. Hampir semua kaum muslimin di dunia, kecuali para pengikut Ibnu Taimiyah yang setia, tidak pernah meninggalkan tradisi ini. Ibnu Taimiyah, tokoh Islam paling ortodoks, memandang perayaan Maulid Nabi sebagai bid’ah, mengada-ada. Pandangan ini kemudian diteruskan dengan semangat Islam yang radikal oleh Muhammad bin Abdul Wahab, ulama terkemuka kelahiran Nejd, Saudi Arabia, 1703-1791. Para pengikutnya hari terus menyebarkan ajaran “maulid Nabi sebagai praktik keagamaan yang sesat”. Pandangan ini ditolak diseluruh dunia muslim.

Di Indonesia, perayaan maulid Nabi diselenggarakan di surau-surau, masjid-masjid, majlis ta’lim dan di pondok-pondok pesantren dengan beragam cara yang meriah dan dengan sejumlah acara, antara lain ; khitanan masal dan berbagai perlombaan. Malam hari tanggal 12 Maulid merupakan puncak acara. Biasanya mereka membaca sirah nabawiyah (sejarah hidup Nabi sejak kelahiran sampai wafatnya), dalam bentuk prosa dengan cara berganti-ganti dan kadang-kadang dengan dilagukan. Sebagian lagi sejarah Nabi tersebut dikemas dalam bentuk puisi-puisi yang sudah dipersiapkan. Salah satu puisi maulid Nabi saw ditulis oleh Syeikh Barzanji. Tradisi Mauludan paling megah dan biasanya dihadiri ratusan ribu orang diadakan di Kraton-Kraton di Jawa. Sejak menteri Agama dijabat orang NU, konon K.H. Wahid Hasyim, peringatan Maulid Nabi dijadikan sebagai hari libur Nasional dan diperingati di Istana negara. Tahun-tahun terakhir peringatan ini diadalakan di Masjid Istiqlal dan selalu dihadiri oleh Presiden.

Penulis sirah Nabawiyah dalam bentuk puisi yang dibaca setiap peringatan Maulid adalah Syeikh al-Barzanji bermazhab Mâlikî. Beliau sengaja menulis puisi-puisi yang sederhana tetapi mempesona untuk menyambut kelahiran Nabi Muhammad saw agar memudahkan masyarakatnya. Puisi-puisi ini dinyanyikan hampir di seluruh dunia, termasuk di Indonesia setiap peringatan Maulid. Biasanya puisi-puisi ini dibacakan sambil berdiri sebagai penghormatan kepada Nabi yang dibayangkan hadir;

Aduhai Nabi, damailah engkau
Aduhai Rasul, damailah engkau
Aduhai kekasih, damailah engkau
Sejahteralah engkau

Telah terbit purnama di tengah kita
Maka tenggelam semua purnama
Seperti cantikmu tak pernah kupandang
Aduhai wajah ceria

Engkau matahari, engkau purnama
Engkau cahaya di atas cahaya
Engkau permata tak terkira
Engkau lampu di setiap hati

Aduhai kekasih, duhai Muhammad
Aduhai pengantin rupawan
Aduhai yang kokoh, yang terpuji
Aduhai imam dua kiblat

Selain al-Barzanji, mereka juga biasa menyanyikan puisi al-Bushairi; “Qasîdah Burdah”. Ibnu al-Jauzi seorang ulama bermazhab Hanbalî dengan sangat indah menggambar persitiwa kelahiran Nabi yang agung itu. Katanya: “Ketika Muhammad lahir malaikat menyiarkan beritanya dengan suara riuh rendah. Jibrîl datang dengan suara gembira. ‘Arasy bergetar. Para bidadari surga keluar menyebarkan wewangian. Ketika Muhammad lahir, Aminah, sang ibunya, melihat cahaya menyinari istana Bosra. Malaikat berdiri mengelilinginya dan membentangkan sayap-sayapnya”.

Peringatan Maulid Nabi adalah tradisi umat Islam di seluruh dunia sepanjang sejarah. Ia sama sekali tidak bertentangan dengan Islam. Jika ia salah atau sesat, niscaya seluruh dunia Islam tidak mentradisikannya. Sungguh sangat naif, jika ada orang yang membid’ahkannya (menganggapnya praktik yang sesat) hanya semata-mata karena Nabi tidak menyelenggarakannya atau tidak ada pada masa Nabi. Ini adalah pandangan yang sangat kerdil dan picik. Jika pandangan tersebut diterima secara luas, niscaya peradaban Islam akan berhenti, lalu mati. Maka upaya-upaya sebagian orang untuk menghentikan tradisi ini sama artinya dengan membunuh peradaban umat manusia. “Sesungguhnya Allah dan para Malaikat Allah memberikan penghormatan kepada Nabi Muhammad.Wahai orang-orang yang beriman, hormati, muliakanlah dan doakan keselamatan atasnya sungguh-sunguh”.(Q.S. alAhzab [33]:56.)

40 Tanggapan

  1. kalaupun nabi nggak memperingati hari lahirnya… dan hari lahirnya itu baik untuk diperingati, tentu para khulafaur rasyidin (abu bakr, umar, utsman, ali) sudah bikin acara memperingatinya.
    tapi kenapa ya mereka kok nggak memperingatinya?
    kenapa harus fathimiyah yg memperingatinya dulu?

    • hehehehehehehe… cuma ketawa dan terus berjuang Untuk Islam… tidak Berprasangka buruk,,, bersatu dalam barisan Cinta Rasullah.. selalu Positif ttg apa” pendapat ulama terdahulu… dan akhirnya,,, pendapat anda bagus,,, marilah baca ulang kembalai sejarah Islam. kenapa Maulid Nabi SAW baru diadakan pada zaman Slahuddin Al-ayyubi,,, Wallahu `alam, smoga tercurah kebaikan pada anda,,,, Allahu Akbar…

      • Akur bang, mungkin dia belum baca sejarah perjuangan islam ketika jaman perang salib, gunanya mempringati maulid nabi untuk menggugah umat yang belum pernah mengenal rasullulah secara langsung

    • Kita ini aneh. Lha wong senang merayakan ulang tahun anaknya, istrinya, pacarnya, dan cicit cindilnya koq memeringati kelahiran nabiyullah dimasalahkan. Jibril dan seluruh jagat raya saja gembira dengan kelahiran Rasulullah, lalu kenapa kita tidak? Apa yang sedang kita kerjakan saat ini adalah bagian dari cara-cara syiar Islam.

  2. beberapa pendapat ttg tanggal lahir nabi muhammad shallallahu alaihi wa sallam:
    12 rabiul awwal (katanya merujuk ke imam bukhari)
    17 rabiul awwal (orang syiah)
    9 rabiul awwal (syaikh shafiyurrahman dalam rahiqul makhtum)
    10 muharram

    ada ahli sejarah yang berpendapat nabi lahir di bulan rabiul awwal, ada yg di bulan muharam, ada yg shafar, ada yg rajab, ada yg ramadhan.

    kalo mo moderat, ya semua bulan di atas diperingati sebagai hari lahir nabi ya…

    lebih moderat lagi: utk mengingat-ingat nabi: amalkan yang diperintahkan, teladani sunnah2nya, nggak perlu berbuat yang tidak beliau perintahkan dan amalkan.

    jika kita memperingati maulud nabi, apakah shalat kita sudah sekhusyuk dan seperti gerakan beliau, apakah kita memvariasi bacaan2 shalat kita seperti beliau, apakah kita beristighfar ratusan kali seperti beliau, apakah kita menegakkan shalat malam sampai kaki kita bengkak2, apakah ketika kita dicela kita memaafkan, apakah jika kita diminta hartanya dg kasar kita berikan harta kita, apakah jika kita dilempar batu sampai berdarah kita mendoakan kebaikan bagi yang melempar batu ke kita, apakah…

    • beliau nabi agung muhammad adalah manusia yang paling sempurna, dan kta kalau niru yang bgitu signifikan/ plek (bhs jawa) ya kayanya mukhal (tidak mungkin) paling tidak kita belajar mencoba mengikuti waloupun0,0000001% itu sudah bagus. dan untuk sholat, kekuatan aman kita dengan nabi muhammad pun berbeda sangat jauh. dan beliau pun tau akan kekuatan iman umatnya oleh karen a itu beliau pd waktu isro mi’roj pun sampai menawar dario 50 waktu menjadi 5 waktu, karna kadar kita dgan beliau itu sungguh jauh.

  3. Dari sekian pendapat ttg perbedaan hr/bln klhran Nabi SAW, mayoritas ulama brpndpt 12 Rabiul Awwal. Jd yg brpndpat bln rajab atau muharrm,silahkan2 saja klo mau mmperingati-a. Bagi yg ga mau mempringati sama sekli jg silahkan2 saja. Yg ga mau mmpringati dg alasan Nabi SAW & Shabat ga prnh memrinthkan/mengmlkn mesti-a yg lbh dl menjawab prtanyaan2 tsb, apakah shlat-a sdh sekhusyu shalat Nabi SAW? Apakah istighfar-a sdh ratusan X stiap hr? dst…

  4. Alhamdulillah…. yang sederhana saja deh… Nabi SAW tidak pernah ajarkan berdebat….. karena manusia sudah punya hati dan akal pikiran….

  5. wew…

    banyaaakkk bangedh!!!

  6. prenz..
    whatever u’re reason, jngn mpe Qta tepecah belah ya,,
    sekedar nambahin…klo dmasjid deket rumah w c,,maulidan ttp dirayakn wlwpn mayoritas pengurus masjidna muhammadiyah. w sndiri tmasuk rmaja masjidna.
    alhamdulillah, dengan diadakannya maulidan silaturahmi antar warga jd lbh terjaga..yg blm kenal jd pade kenal deh,,jadi ajang silaturahmi bangeet,,,nah klo gitu jd ga da tembok pemisah deh antara yang muhammadiyyah & Nu,,,semuanya saling menghargai…gt critana…

  7. assalamualaikum

    tolong, saya minta kirimin puisi tentang maulid nabi
    muhammad SAW.

    wassalamualaikum

  8. NU sama muhammadiyah itu dari dulu memang akur….yang kebelet berkuasa itu kan yang muda2, kecil2 anggotanya, sok keminter….serang sana serang sini, padahal baru kenal Islam kemarin sore hehehe….afwan, afwan….astagfirullah

  9. Assalamualaikum.
    Diantara beberapa pendapat yang mengatakan Memperingati Maulid Nabi adalah Ibadah atau setidaknya boleh-boleh saja, ialah dengan alasan untuk kemaslahatan umat. Mengingat bahwa Memperingati Maulid Nabi sama sekali tidak pernah di ajarkan oleh Nabi sendiri dan tidak ada perintah dari Allah, maka saya jadi bertanya, apakah ajaran yang sudah jelas-jelas diajarkan dan dicontohkan oleh Nabi serta diperintah oleh Allah tidak cukup untuk kemaslahatan umat? sampai-sampai umatnya berani membuat hal-hal baru dalam ajaran agama. Padahal jelas sekali apa yang di wasiatkan oleh Rasulullah, bahwa siapapun yang membuat hal-hal baru dalam agama yang tidak ada contoh dari Nabi dan tidak ada perintah dari Allah (bid’ah), maka dia tertolak. (Buka Shohih Bukhari).
    Yang kedua, biasanya yang merendahkan orang lain dalam berpendapat (misal mengangap baru mengenal Islam kemarin sore) kemarin sore) maka biasanya orang itu sendiri yang tidak komprehensip belajar agamanya, atau bahkan ilmu agamanya kosong. Jadi semoga kita tidak terprovokasi. Toh sudah dipersiapkan oleh Allah ancaman bagi siapapun yang merendahkan orang lain, yakni sebagaimana kata nabi “Laa yadkhululjannata” (tidak akan masuk surga). (Buka Shohih Muslim).
    Yang ketiga, saudaraku (Irawan), ingatlah bahwa banyaknya anggota dalam suatu kelompok, bukan berarti kelompok itu benar. Malah Allah memberi gambaran dalam Al-Qur’an bahwa kebanyakan dari manusia itu tersesat. So Marilah kita berkomentar secara sehat, jangan menyinggung muslim yang lain. Karena ancamannya, “dhorrohullahu”, maka Allah akan menyinggung (mengganggu perasaannya).

    • dalam hukum islam, selain berpedoman dengan al-qur’an dan hadis, kita juga perlu ijma dan qiyas, R.A kartini pun ga menyuruh atau mengajarkan merayakan hari kelahiran nya, tetapi di peringati bahkan kadang2 sangt meriyah, tetapi mengapa orang yang memperingati hari lahir rosulnya, junjungannya dan yang di harapkan syafa’at nya bahkan notabenenya lebih dari R.A kartini dianggap bid’ah. dan mengingat perkembangan jaman yang sungguh berbeda jauh, berarti kamu sholat jangan peke kramik, sendal kalau kemasjid, motor ataupun mobil kalau kemasjid lebih baik naik onta.

  10. islam intuk dilaksanakan bukan untuk diperdebatkan. mereka yg menganggap bidah dan peringatan maulid itu sesat serta yang katanya itu takpernah di contohkan nabi muhamad saw. contoh kecil aja. orang makan make mobil apa itu bid’ah. mnrt saya sich bidah tuch gak ada. maulid itu syiar islam. pertentangan maulid adalah akal2lan yahudi untuk menenggelamkan islam dan mrusak kemurnian serta mematikan syiar islam. sesungguhya yang menentang maulid itulah yang sesat -p.

  11. tolong, saya minta kirimin puisi tentang maulid nabi
    muhammad SAW.

    q juga pegn puisi ini

  12. ba9Uz…… k0k……..

    cm Prl di perbnyK……..

  13. udah jgn bertengkar gara 2 ngributin maulidan bid’ah to tidak.
    dah yang penting jalani pa yang qt masing2 yakini.ok.deal….
    kl ane pengikut dan pecinta rasulullah dan ahlul bait. insya Allah ahlul bait rasulullah tidak akan menyesatkan umat muhammad yang nota bene umat dari leluhurnya ibrohim as dan muhammad saw. mereka tidak akan bersepakat pada kesesatan dan mayoritas umat islam tidakakan beersepakat pd kesesatan.insyaAllah.

  14. Intinya,,, bersatulah kita… toh klo cuma berkata “nabi nggak memperingati hari lahirnya… dan hari lahirnya itu baik untuk diperingati, tentu para khulafaur rasyidin (abu bakar, umar, utsman, ali) sudah bikin acara memperingatinya. atau yang lainnya yang selalu buat debat… INGAT kita harus bersatu.. tau gag loe semua, di depan banyak musuh Islam yang menghadang kita di depan… apalagi yahudi.. Monyet tuh,,,, klo kita mau ber huznuzzan kpd Salahuddin Al-Ayyubi, tentulah kita tau maksud dia apa… SATU, menaikkan kembali ghirah ummat yang sedang turun pada waktu itu… Janganlah kita sok kritis dalam 1 hal… padahal kita belum paham akan hakikatnya… yuuk bersatu,,,, Allhu Akbar… Buat Indonesia,,, MAJU TERUS,,,,, HARAPAN ITU MASIH ADA, BANGKITLAH NEGERIKU…..

  15. Islam bukannya untuk perdebatan, akan tetapi bagaimana kita bisa syiar islam dg sebaik2nya. krn orang yahudi menganggap orang islam selalu ribut, dikampung sya dia merasa unggul dg masanya, kami dan warga muslin ingin membangun masjid aja sudah berani menentang yaitu disuruh untuk membangun ruang serba guna, maka pengurus pembangunan masjid semakin bersemangat Dengan niat karena Allah.Alhamdulillah tidak disangka2 dg waktu singkat Masjid tersbut sudah jadi. pegurus masjid sudah merasa mudah untuk syiar islam yaitu dg mengadakan kegiatan2,kali ini pengurus juga ingin mengadakan peringatan maulid Nabi, menurut kami itu juga temasuk syiar dan pengembangan peradaban islam, menurut saya bukan bid’ah karena itu juga termasuk kebaikan, kalau misalkan bid’ah juga hasanah bukan syai’ah.

  16. Memperingati maulid Nabi Muhammad saw perlu deh kayaknya dengan membaca barJanji secara bergantian jd kita tahu sejarah beliau dr lahir sampe wafat kita teruskan perjuangan beliau demi tegaknya islam , biar gak ada orang yg ngaku2 lagi sbg nabi

  17. ini puisi-nya untuk nabi atau untuk seseorang kok pakainya aduhai kekasih, apa maksudnya!

  18. kalau menurut saya semuanya benar tidak ada yang salah kalau memang ada yg merayakan silakan saja tdk usah di kecam demikian jg yg tdk melaksanakan tdk usah mengecam, apakah kt ingin islam terpecah sesama muslim saling menghujat mari sm2 kt serahkan kepala Allah SWT, dialah DZAT yg maha tau dan sempurna. semoga kt semua selalu dlm lindunganNYA.

  19. memperingati maulid nabi gak perlu besar tau mewah namun kita harus tau pa makna kita hidup didunia ne karna kita disini hidup hanya sementara tak ada yang kekal . karna yang abadi hanya lah milik allah semata

  20. olivia juga sang setuju maulid nabi muhammad sw terus dibudayakan

  21. Oke deh, kita peringati Maulid Nabi Muhammad SAW tapi kita harus tahu bahwa ini hanya tradisi, bukan kewajiban/

  22. PERINGATAN MAULID NABI SAW

    ketika kita membaca kalimat diatas maka didalam hati kita sudah tersirat bahwa kalimat ini akan langsung membuat alergi bagi sebagian kelompok muslimin, saya akan meringkas penjelasannya secara ‘Aqlan wa syar’an, (logika dan syariah).

    Sifat manusia cenderung merayakan sesuatu yg membuat mereka gembira, apakah keberhasilan, kemenangan, kekayaan atau lainnya, mereka merayakannya dengan pesta, mabuk mabukan, berjoget bersama, wayang, lenong atau bentuk pelampiasan kegembiraan lainnya, demikian adat istiadat diseluruh dunia.

    Sampai disini saya jelaskan dulu bagaimana kegembiraan atas kelahiran Rasul saw.

    Allah merayakan hari kelahiran para Nabi Nya
    • Firman Allah : “(Isa berkata dari dalam perut ibunya) Salam sejahtera atasku, di hari kelahiranku, dan hari aku wafat, dan hari aku dibangkitkan” (QS Maryam 33)
    • Firman Allah : “Salam Sejahtera dari kami (untuk Yahya as) dihari kelahirannya, dan hari wafatnya dan hari ia dibangkitkan” (QS Maryam 15)
    • Rasul saw lahir dengan keadaan sudah dikhitan (Almustadrak ala shahihain hadits no.4177)
    • Berkata Utsman bin Abil Ash Asstaqafiy dari ibunya yg menjadi pembantunya Aminah ra bunda Nabi saw, ketika Bunda Nabi saw mulai saat saat melahirkan, ia (ibu utsman) melihat bintang bintang mendekat hingga ia takut berjatuhan diatas kepalanya, lalu ia melihat cahaya terang benderang keluar dari Bunda Nabi saw hingga membuat terang benderangnya kamar dan rumah (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
    • Ketika Rasul saw lahir kemuka bumi beliau langsung bersujud (Sirah Ibn Hisyam)
    • Riwayat shahih oleh Ibn Hibban dan Hakim bahwa Ibunda Nabi saw saat melahirkan Nabi saw melihat cahaya yg terang benderang hingga pandangannya menembus dan melihat Istana Istana Romawi (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
    • Malam kelahiran Rasul saw itu runtuh singgasana Kaisar Kisra, dan runtuh pula 14 buah jendela besar di Istana Kisra, dan Padamnya Api di Kekaisaran Persia yg 1000 tahun tak pernah padam. (Fathul Bari Almasyhur juz 6 hal 583)
    Kenapa kejadian kejadian ini dimunculkan oleh Allah swt?, kejadian kejadian besar ini muncul menandakan kelahiran Nabi saw, dan Allah swt telah merayakan kelahiran Muhammad Rasulullah saw di Alam ini, sebagaimana Dia swt telah pula membuat salam sejahtera pada kelahiran Nabi nabi sebelumnya.

    Rasulullah saw memuliakan hari kelahiran beliau saw
    Ketika beliau saw ditanya mengenai puasa di hari senin, beliau saw menjawab : “Itu adalah hari kelahiranku, dan hari aku dibangkitkan” (Shahih Muslim hadits no.1162). dari hadits ini sebagian saudara2 kita mengatakan boleh merayakan maulid Nabi saw asal dg puasa.

    Rasul saw jelas jelas memberi pemahaman bahwa hari senin itu berbeda dihadapan beliau saw daripada hari lainnya, dan hari senin itu adalah hari kelahiran beliau saw. Karena beliau saw tak menjawab misalnya : “oh puasa hari senin itu mulia dan boleh boleh saja..”, namun beliau bersabda : “itu adalah hari kelahiranku”, menunjukkan bagi beliau saw hari kelahiran beliau saw ada nilai tambah dari hari hari lainnya, contoh mudah misalnya zeyd bertanya pada amir : “bagaimana kalau kita berangkat umroh pada 1 Januari?”, maka amir menjawab : “oh itu hari kelahiran saya”. Nah.. bukankah jelas jelas bahwa zeyd memahami bahwa 1 januari adalah hari yg berbeda dari hari hari lainnya bagi amir?, dan amir menyatakan dengan jelas bahwa 1 januari itu adalah hari kelahirannya, dan berarti amir ini termasuk orang yg perhatian pada hari kelahirannya, kalau amir tak acuh dg hari kelahirannya maka pastilah ia tak perlu menyebut nyebut bahwa 1 januari adalah hari kelahirannya, dan Nabi saw tak memerintahkan puasa hari senin untuk merayakan kelahirannya, pertanyaan sahabat ini berbeda maksud dengan jawaban beliau saw yg lebih luas dari sekedar pertanyaannya, sebagaimana contoh diatas, Amir tak mmerintahkan umroh pada 1 januari karena itu adalah hari kelahirannya, maka mereka yg berpendapat bahwa boleh merayakan maulid hanya dg puasa saja maka tentunya dari dangkalnya pemahaman terhadap ilmu bahasa.

    Orang itu bertanya tentang puasa senin, maksudnya boleh atau tidak?, Rasul saw menjawab : hari itu hari kelahiranku, menunjukkan hari kelahiran beliau saw ada nilai tambah pada pribadi beliau saw, sekaligus diperbolehkannya puasa dihari itu.
    Maka jelaslah sudah bahwa Nabi saw termasuk yg perhatian pada hari kelahiran beliau saw, karena memang merupakan bermulanya sejarah bangkitnya islam.

    Sahabat memuliakan hari kelahiran Nabi saw
    Berkata Abbas bin Abdulmuttalib ra : “Izinkan aku memujimu wahai Rasulullah..” maka Rasul saw menjawab: “silahkan..,maka Allah akan membuat bibirmu terjaga”, maka Abbas ra memuji dg syair yg panjang, diantaranya : “… dan engkau (wahai nabi saw) saat hari kelahiranmu maka terbitlah cahaya dibumi hingga terang benderang, dan langit bercahaya dengan cahayamu, dan kami kini dalam naungan cahaya itu dan dalam tuntunan kemuliaan (Al Qur’an) kami terus mendalaminya” (Mustadrak ‘ala shahihain hadits no.5417)

    Kasih sayang Allah atas kafir yg gembira atas kelahiran Nabi saw
    Diriwayatkan bahwa Abbas bin Abdulmuttalib melihat Abu Lahab dalam mimpinya, dan Abbas bertanya padanya : “bagaimana keadaanmu?”, abu lahab menjawab : “di neraka, Cuma diringankan siksaku setiap senin karena aku membebaskan budakku Tsuwaibah karena gembiraku atas kelahiran Rasul saw” (Shahih Bukhari hadits no.4813, Sunan Imam Baihaqi Alkubra hadits no.13701, syi’bul iman no.281, fathul baari Almasyhur juz 11 hal 431). Walaupun kafir terjahat ini dibantai di alam barzakh, namun tentunya Allah berhak menambah siksanya atau menguranginya menurut kehendak Allah swt, maka Allah menguranginya setiap hari senin karena telah gembira dg kelahiran Rasul saw dengan membebaskan budaknya.
    Walaupun mimpi tak dapat dijadikan hujjah untuk memecahkan hukum syariah, namun mimpi dapat dijadikan hujjah sebagai manakib, sejarah dan lainnya, misalnya mimpi orang kafir atas kebangkitan Nabi saw, maka tentunya hal itu dijadikan hujjah atas kebangkitan Nabi saw maka Imam imam diatas yg meriwayatkan hal itu tentunya menjadi hujjah bagi kita bahwa hal itu benar adanya, karena diakui oleh imam imam dan mereka tak mengingkarinya.

    Rasulullah saw memperbolehkan Syair pujian di masjid
    Hassan bin Tsabit ra membaca syair di Masjid Nabawiy yg lalu ditegur oleh Umar ra, lalu Hassan berkata : “aku sudah baca syair nasyidah disini dihadapan orang yg lebih mulia dari engkau wahai Umar (yaitu Nabi saw), lalu Hassan berpaling pada Abu Hurairah ra dan berkata : “bukankah kau dengar Rasul saw menjawab syairku dg doa : wahai Allah bantulah ia dengan ruhulqudus?, maka Abu Hurairah ra berkata : “betul” (shahih Bukhari hadits no.3040, Shahih Muslim hadits no.2485)

    Ini menunjukkan bahwa pembacaan Syair di masjid tidak semuanya haram, sebagaimana beberapa hadits shahih yg menjelaskan larangan syair di masjid, namun jelaslah bahwa yg dilarang adalah syair syair yg membawa pada Ghaflah, pada keduniawian, namun syair syair yg memuji Allah dan Rasul Nya maka hal itu diperbolehkan oleh Rasul saw bahkan dipuji dan didoakan oleh beliau saw sebagaimana riwayat diatas, dan masih banyak riwayat lain sebagaimana dijelaskan bahwa Rasul saw mendirikan mimbar khusus untuk hassan bin tsabit di masjid agar ia berdiri untuk melantunkan syair syairnya (Mustadrak ala shahihain hadits no.6058, sunan Attirmidzi hadits no.2846) oleh Aisyah ra bahwa ketika ada beberapa sahabat yg mengecam Hassan bin Tsabit ra maka Aisyah ra berkata : “Jangan kalian caci hassan, sungguh ia itu selalu membanggakan Rasulullah saw”(Musnad Abu Ya’la Juz 8 hal 337).

    Pendapat Para Imam dan Muhaddits atas perayaan Maulid

    1. Berkata Imam Al Hafidh Ibn Hajar Al Asqalaniy rahimahullah :
    Telah jelas dan kuat riwayat yg sampai padaku dari shahihain bahwa Nabi saw datang ke Madinah dan bertemu dengan Yahudi yg berpuasa hari asyura (10 Muharram), maka Rasul saw bertanya maka mereka berkata : “hari ini hari ditenggelamkannya Fir’aun dan Allah menyelamatkan Musa, maka kami berpuasa sebagai tanda syukur pada Allah swt, maka bersabda Rasul saw : “kita lebih berhak atas Musa as dari kalian”, maka diambillah darinya perbuatan bersyukur atas anugerah yg diberikan pada suatu hari tertentu setiap tahunnya, dan syukur kepada Allah bisa didapatkan dg pelbagai cara, seperti sujud syukur, puasa, shadaqah, membaca Alqur’an, maka nikmat apalagi yg melebihi kebangkitan Nabi ini?, telah berfirman Allah swt “SUNGGUH ALLAH TELAH MEMBERIKAN ANUGERAH PADA ORANG ORANG MUKMININ KETIKA DIBANGKITKANNYA RASUL DARI MEREKA” (QS Al Imran 164)

    2. Pendapat Imam Al Hafidh Jalaluddin Assuyuthi rahimahullah :
    Telah jelas padaku bahwa telah muncul riwayat Baihaqi bahwa Rasul saw ber akikah untuk dirinya setelah beliau saw menjadi Nabi (Ahaditsulmukhtarah hadis no.1832 dg sanad shahih dan Sunan Imam Baihaqi Alkubra Juz 9 hal.300), dan telah diriwayatkan bahwa telah ber Akikah untuknya kakeknya Abdulmuttalib saat usia beliau saw 7 tahun, dan akikah tak mungkin diperbuat dua kali, maka jelaslah bahwa akikah beliau saw yg kedua atas dirinya adalah sebagai tanda syukur beliau saw kepada Allah swt yg telah membangkitkan beliau saw sebagai Rahmatan lil’aalamiin dan membawa Syariah utk ummatnya, maka sebaiknya bagi kita juga untuk menunjukkan tasyakkuran dengan Maulid beliau saw dengan mengumpulkan teman teman dan saudara saudara, menjamu dg makanan makanan dan yg serupa itu untuk mendekatkan diri kepada Allah dan kebahagiaan. bahkan Imam Assuyuthiy mengarang sebuah buku khusus mengenai perayaan maulid dengan nama : “Husnulmaqshad fii ‘amalilmaulid”.

    3. Pendapat Imam Al hafidh Abu Syaamah rahimahullah (Guru imam Nawawi) :
    Merupakan Bid’ah hasanah yg mulia dizaman kita ini adalah perbuatan yg diperbuat setiap tahunnya di hari kelahiran Rasul saw dengan banyak bersedekah, dan kegembiraan, menjamu para fuqara, seraya menjadikan hal itu memuliakan Rasul saw dan membangkitkan rasa cinta pada beliau saw, dan bersyukur kepada Allah dg kelahiran Nabi saw.

    4. Pendapat Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljazriy rahimahullah dalam kitabnya ‘Urif bitta’rif Maulidissyariif :
    Telah diriwayatkan Abu Lahab diperlihatkan dalam mimpi dan ditanya apa keadaanmu?, ia menjawab : “di neraka, tapi aku mendapat keringanan setiap malam senin, itu semua sebab aku membebaskan budakku Tsuwaibah demi kegembiraanku atas kelahiran Nabi (saw) dan karena Tsuwaibah menyusuinya (saw)” (shahih Bukhari). maka apabila Abu Lahab Kafir yg Alqur’an turun mengatakannya di neraka mendapat keringanan sebab ia gembira dengan kelahiran Nabi saw, maka bagaimana dg muslim ummat Muhammad saw yg gembira atas kelahiran Nabi saw?, maka demi usiaku, sungguh balasan dari Tuhan Yang Maha Pemurah sungguh sungguh ia akan dimasukkan ke sorga kenikmatan Nya dengan sebab anugerah Nya.

    5. Pendapat Imam Al Hafidh Syamsuddin bin Nashiruddin Addimasyqiy dalam kitabnya Mauridusshaadiy fii maulidil Haadiy :
    Serupa dg ucapan Imamul Qurra’ Alhafidh Syamsuddin Aljuzri, yaitu menukil hadits Abu Lahab

    6. Pendapat Imam Al Hafidh Assakhawiy dalam kitab Sirah Al Halabiyah
    berkata ”tidak dilaksanakan maulid oleh salaf hingga abad ke tiga, tapi dilaksanakan setelahnya, dan tetap melaksanakannya umat islam di seluruh pelosok dunia dan bersedekah pd malamnya dg berbagai macam sedekah dan memperhatikan pembacaan maulid, dan berlimpah terhadap mereka keberkahan yg sangat besar”.

    7. Imam Al hafidh Ibn Abidin rahimahullah
    dalam syarahnya maulid ibn hajar berkata : ”ketahuilah salah satu bid’ah hasanah adalah pelaksanaan maulid di bulan kelahiran nabi saw”

    8. Imam Al Hafidh Ibnul Jauzi rahimahullah
    dengan karangan maulidnya yg terkenal ”al aruus” juga beliau berkata tentang pembacaan maulid, ”Sesungguhnya membawa keselamatan tahun itu, dan berita gembira dg tercapai semua maksud dan keinginan bagi siapa yg membacanya serta merayakannya”.

    9. Imam Al Hafidh Al Qasthalaniy rahimahullah
    dalam kitabnya Al Mawahibulladunniyyah juz 1 hal 148 cetakan al maktab al islami berkata: ”Maka Allah akan menurukan rahmat Nya kpd orang yg menjadikan hari kelahiran Nabi saw sebagai hari besar”.

    10. Imam Al hafidh Al Muhaddis Abulkhattab Umar bin Ali bin Muhammad yg terkenal dg Ibn Dihyah alkalbi
    dg karangan maulidnya yg bernama ”Attanwir fi maulid basyir an nadzir”

    11. Imam Al Hafidh Al Muhaddits Syamsuddin Muhammad bin Abdullah Aljuzri
    dg maulidnya ”urfu at ta’rif bi maulid assyarif”

    12. Imam al Hafidh Ibn Katsir
    yg karangan kitab maulidnya dikenal dg nama : ”maulid ibn katsir”

    13. Imam Al Hafidh Al ’Iraqy
    dg maulidnya ”maurid al hana fi maulid assana”

    14. Imam Al Hafidh Nasruddin Addimasyqiy
    telah mengarang beberapa maulid : Jaami’ al astar fi maulid nabi al mukhtar 3 jilid, Al lafad arra’iq fi maulid khair al khalaiq, Maurud asshadi fi maulid al hadi.

    15. Imam assyakhawiy
    dg maulidnya al fajr al ulwi fi maulid an nabawi

    16. Al allamah al faqih Ali zainal Abidin As syamhudi
    dg maulidnya al mawarid al haniah fi maulid khairil bariyyah

    17. Al Imam Hafidz Wajihuddin Abdurrahman bin Ali bin Muhammad As syaibaniy yg terkenal dg ibn diba’
    dg maulidnya addiba’i

    18. Imam ibn hajar al haitsami
    dg maulidnya itmam anni’mah alal alam bi maulid syayidi waladu adam

    19. Imam Ibrahim Baajuri
    mengarang hasiah atas maulid ibn hajar dg nama tuhfa al basyar ala maulid ibn hajar

    20. Al Allamah Ali Al Qari’
    dg maulidnya maurud arrowi fi maulid nabawi

    21. Al Allamah al Muhaddits Ja’far bin Hasan Al barzanji
    dg maulidnya yg terkenal maulid barzanji

    23. Al Imam Al Muhaddis Muhammad bin Jakfar al Kattani
    dg maulid Al yaman wal is’ad bi maulid khair al ibad

    24. Al Allamah Syeikh Yusuf bin ismail An Nabhaniy
    dg maulid jawahir an nadmu al badi’ fi maulid as syafi’

    25. Imam Ibrahim Assyaibaniy
    dg maulid al maulid mustofa adnaani

    26. Imam Abdulghaniy Annanablisiy
    dg maulid Al Alam Al Ahmadi fi maulid muhammadi”

    27. Syihabuddin Al Halwani
    dg maulid fath al latif fi syarah maulid assyarif

    28. Imam Ahmad bin Muhammad Addimyati
    dg maulid Al Kaukab al azhar alal ‘iqdu al jauhar fi maulid nadi al azhar

    29. Asyeikh Ali Attanthowiy
    dg maulid nur as shofa’ fi maulid al mustofa

    30. As syeikh Muhammad Al maghribi
    dg maulid at tajaliat al khifiah fi maulid khoir al bariah.

    Tiada satupun para Muhadditsin dan para Imam yg menentang dan melarang hal ini, mengenai beberapa pernyataan pada Imam dan Muhadditsin yg menentang maulid sebagaimana disampaikan oleh kalangan anti maulid, maka mereka ternyata hanya menggunting dan memotong ucapan para Imam itu, dengan kelicikan yg jelas jelas meniru kelicikan para misionaris dalam menghancurkan Islam.

    Berdiri saat Mahal Qiyam dalam pembacaan Maulid

    Mengenai berdiri saat maulid ini, merupakan Qiyas dari menyambut kedatangan Islam dan Syariah Rasul saw, dan menunjukkan semangat atas kedatangan sang pembawa risalah pada kehidupan kita, hal ini lumrah saja, sebagaimana penghormatan yg dianjurkan oleh Rasul saw adalah berdiri, sebagaimana diriwayatkan ketika sa’ad bin Mu’adz ra datang maka Rasul saw berkata kepada kaum anshar : “Berdirilah untuk tuan kalian” (shahih Bukhari hadits no.2878, Shahih Muslim hadits no.1768), demikian pula berdirinya Thalhah ra untuk Ka’b bin Malik ra.
    Memang mengenai berdiri penghormatan ini ada ikhtilaf ulama, sebagaimana yg dijelaskan bahwa berkata Imam Alkhattabiy bahwa berdirinya bawahan untuk majikannya, juga berdirinya murid untuk kedatangan gurunya, dan berdiri untuk kedatangan Imam yg adil dan yg semacamnya merupakan hal yg baik, dan berkata Imam Bukhari bahwa yg dilarang adalah berdiri untuk pemimpin yg duduk, dan Imam Nawawi yg berpendapat bila berdiri untuk penghargaan maka taka apa, sebagaimana Nabi saw berdiri untuk kedatangan putrinya Fathimah ra saat ia datang, namun adapula pendapat lain yg melarang berdiri untuk penghormatan.(Rujuk Fathul Baari Almasyhur Juz 11 dan Syarh Imam Nawawi ala shahih muslim juz 12 hal 93)

    Namun dari semua pendapat itu, tentulah berdiri saat mahal qiyam dalam membaca maulid itu tak ada hubungan apa apa dengan semua perselisihan itu, karena Rasul saw tidak dhohir dalam pembacaan maulid itu, lepas dari anggapan ruh Rasul saw hadir saat pembacaan maulid, itu bukan pembahasan kita, masalah seperti itu adalah masalah ghaib yg tak bisa disyarahkan dengan hukum dhohir,
    semua ucapan diatas adalah perbedaan pendapat mengenai berdiri penghormatan yg Rasul saw pernah melarang agar sahabat tak berdiri untuk memuliakan beliau saw.

    Jauh berbeda bila kita yg berdiri penghormatan mengingat jasa beliau saw, tak terikat dengan beliau hadir atau tidak, bahwa berdiri kita adalah bentuk semangat kita menyambut risalah Nabi saw, dan penghormatan kita kepada kedatangan Islam, dan kerinduan kita pada nabi saw, sebagaimana kita bersalam pada Nabi saw setiap kita shalat pun kita tak melihat beliau saw.

    Diriwayatkan bahwa Imam Al hafidh Taqiyuddin Assubkiy rahimahullah, seorang Imam Besar dan terkemuka dizamannya bahwa ia berkumpul bersama para Muhaddits dan Imam Imam besar dizamannya dalam perkumpulan yg padanya dibacakan puji pujian untuk nabi saw, lalu diantara syair syair itu merekapun seraya berdiri termasuk Imam Assubkiy dan seluruh Imam imam yg hadir bersamanya, dan didapatkan kesejukan yg luhur dan cukuplah perbuatan mereka itu sebagai panutan,
    dan berkata Imam Ibn Hajar Alhaitsamiy rahimahullah bahwa Bid’ah hasanah sudah menjadi kesepakatan para imam bahwa itu merupakan hal yg sunnah, (berlandaskan hadist shahih muslim no.1017 yg terncantum pd Bab Bid’ah) yaitu bila dilakukan mendapat pahala dan bila ditinggalkan tidak mendapat dosa, dan mengadakan maulid itu adalah salah satu Bid’ah hasanah,
    Dan berkata pula Imam Assakhawiy rahimahullah bahwa mulai abad ketiga hijriyah mulailah hal ini dirayakan dengan banyak sedekah dan perayaan agung ini diseluruh dunia dan membawa keberkahan bagi mereka yg mengadakannya. (Sirah Al Halabiyah Juz 1 hal 137)

    Pada hakekatnya, perayaan maulid ini bertujuan mengumpulkan muslimin untuk Medan Tablig dan bersilaturahmi sekaligus mendengarkan ceramah islami yg diselingi bershalawat dan salam pada Rasul saw, dan puji pujian pada Allah dan Rasul saw yg sudah diperbolehkan oleh Rasul saw, dan untuk mengembalikan kecintaan mereka pada Rasul saw, maka semua maksud ini tujuannya adalah kebangkitan risalah pada ummat yg dalam ghaflah, maka Imam dan Fuqaha manapun tak akan ada yg mengingkarinya karena jelas jelas merupakan salah satu cara membangkitkan keimanan muslimin, hal semacam ini tak pantas dimungkiri oleh setiap muslimin aqlan wa syar’an (secara logika dan hukum syariah), karena hal ini merupakan hal yg mustahab (yg dicintai), sebagaiman kaidah syariah bahwa “Maa Yatimmul waajib illa bihi fahuwa wajib”, semua yg menjadi penyebab kewajiban dengannya maka hukumnya wajib.
    contohnya saja bila sebagaimana kita ketahui bahwa menutup aurat dalam shalat hukumnya wajib, dan membeli baju hukumnya mubah, namun suatu waktu saat kita akan melakukan shalat kebetulan kita tak punya baju penutup aurat kecuali harus membeli dulu, maka membeli baju hukumnya berubah menjadi wajib, karena perlu dipakai untuk melaksanakan shalat yg wajib .

    contoh lain misalnya sunnah menggunakan siwak, dan membuat kantong baju hukumnya mubah saja, lalu saat akan bepergian kita akan membawa siwak dan baju kita tak berkantong, maka perlulah bagi kita membuat kantong baju untuk menaruh siwak, maka membuat kantong baju di pakaian kita menjadi sunnah hukumnya, karena diperlukan untuk menaruh siwak yg hukumnya sunnah.

    Maka perayaan Maulid Nabi saw diadakan untuk Medan Tablig dan Dakwah, dan dakwah merupakan hal yg wajib pada suatu kaum bila dalam kemungkaran, dan ummat sudah tak perduli dg Nabinya saw, tak pula perduli apalagi mencintai sang Nabi saw dan rindu pada sunnah beliau saw, dan untuk mencapai tablig ini adalah dengan perayaan Maulid Nabi saw, maka perayaan maulid ini menjadi wajib, karena menjadi perantara Tablig dan Dakwah serta pengenalan sejarah sang Nabi saw serta silaturahmi.

    Sebagaimana penulisan Alqur’an yg merupakan hal yg tak perlu dizaman nabi saw, namun menjadi sunnah hukumnya di masa para sahabat karena sahabat mulai banyak yg membutuhkan penjelasan Alqur’an, dan menjadi wajib hukumnya setelah banyaknya para sahabat yg wafat, karena ditakutkan sirnanya Alqur’an dari ummat, walaupun Allah telah menjelaskan bahwa Alqur’an telah dijaga oleh Allah.

    Hal semacam in telah difahami dan dijelaskan oleh para khulafa’urrasyidin, sahabat radhiyallahu’anhum, Imam dan Muhadditsin, para ulama, fuqaha dan bahkan orang muslimin yg awam, namun hanya sebagian saudara saudara kita muslimin yg masih bersikeras untuk menentangnya, semoga Allah memberi mereka keluasan hati dan kejernihan, amiin.

    Walillahittaufiq

    Demikian saudaraku yg kumuliakan, semoga dalam kebahagiaan selalu, semoga sukses dg segala cita cita,

  23. Yaaa ahlul bait, antum wali allah di muka bumi ini, engkau bersambung nasab kepada baginda nabi besar Muhammad SAW, tolonglah kami wahai wali-wali kutub

  24. Subhanallah.. Bguz Bgdt.. Izin Copaz Ea.. Bwad Acara DiScool..

    ____________
    -kajianIslam-

    Silahkan mas, itu bukan tulisan saya lihat saja sumber tulisan yang saya sebutkan.
    makasih

  25. Subbhanallah

  26. ada 3 prbuatan yang dinilai kyk nya seperti prbuatan ria, tp sbnarnya tdk, malah jstru mndapatkan pahala. prtama brlombanya anak murid dlm membrikan sesuatu kpd gurunya agar di puji guru, kedua pmbrian anak kpd org tua anak dialem, prayaan umat kpd nabi nya sbg rasa cinta kpd nabi nya.

  27. saya sgt cocok dgn pak mubasir, cocooook bngeeeet. yg pnting kita sama2 muslim jgn saling gntok2an trus , kl ente prcaya mtr honda tuh irit dan bndel boleh slahkan sanjung stinggi-tngginya tp jgn skali-kali mncela yg pke mtr yamaha tau suzuki, bahaya nantinya , kl dah gk suka dgn prayaan maulid dah diam aja, sbb smua org jg bs brdalil , malu dong dgn org yg gak seakidah dgn kita , ngetawaaain kitaaa mereka itu , tau gk mereka tau kelemahan kita, mreka tinggal nunggu lemah kita, laah org para kyai , presiden aja ko nglaksanain acara maulid itu kok kita yg bukan ulama ribut, kita bukan ulama mujtahid atau ulama mutaakhirin jd lbih baik diam aja.

  28. asalamualaikum , pak Mubasir, alhamdulillah, trima kasih masukannya , smoga ilmunya barokah, lain kali tlg paparkan lagi yang lebih dahsyaaat …pnjelasannya , dari kitab-kitab mana aja , sbb skarg mah payah org dah gak mau lagi blajar kitab kuning lagi, cuma baru dpt sdikit ilmu dah mau brdalil.

  29. aku setuju banget perayaan maulid nabi,sebagai tanda syukur n rasa cinta kpd sang junjungn{nabi muhammad.saw} dam marilah kita jngn mempermasahkn sesuatu yg di akui masuk akal dan tdk bertentangn

  30. Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ……………..

    Setiap yg melaksanakan maulid , selalu berkata karena cintanya yg sangat besar kpd Nabi SAW. Sekarang kita bertanya , kalau dibandingkan para sahabat Nabi SAW , apakah kecintaan kita berada di atas kecintaan para sahabat kepada Rasulullah SAW.. Toh mereka tidak pernah merayakan maulid , bahkan setelah Nabi SAW wafat , para sahabat tak buat itu maulid , tahlilan untuk Nabi SAW , baik yg 7 hari , 40 hari , 100 hari , haulan. Anehnya lagi sekarang acara maulid , saat baca marhaban diledakkan mercun / petasan , saat Ustadz-nya datang / pulang juga diledakkan mercun / petasan , AJARAN APA LAGI INI !!!!….

    Padahal , semasa Nabi SAW hidup beberapa anak beliau ada yg meninggal dunia lebih dahulu , bahkan Siti Khadijah yg sangat beliau cinta dan sayangi dan beberapa sahabat beliau juga ada yg meninggal ketika beliau masih hidup. Tolong tunjukkan riwayatnya atau dalilnya ( Al-Qur’an maupun As-Sunnah ) yg mendukung bahwa kegiatan ini ada dilakukan oleh Nabi SAW dan para sahabat beliau.

    Saya pernah bertanya kepada ulama/ustadz yg melakukan tahlilan / haulan / maulidan . Mereka beralasan itukan dan inikan baik. Sekarang kita bertanya , ini itu baik menurut siapa , karena Rasulullah SAW tentu lebih tau mana yg terbaik buat ibadah umatnya dan para sahabat ( utamanya Khalifatur Rasyidin ) lebih tahu mana dengan kita, , mana-2 yg baik untuk mempertebal ke-Imanan / ke-Islaman kita ketimbang umat-2 yg datang kemudian , apalagi kita yang ke-Imanan dan ke-Islamannya masih terlalu rendah , berani-2 bilang ini itu baik……

    Syukran

Tinggalkan komentar