Dua Potret Nabi Muhammad Saw. Yang Kontradiksi!

Dua Potret Nabi Muhammad Saw. Yang Kontradiksi

SUMBER: https://abusalafy.wordpress.com/2015/01/06/dua-potret-nabi-muhammad-saw-yang-kontradiksi-edisi-khusus-bulan-nabi-saw/

Oleh Abu Salafy

Pendahuluan:

Sudah seharusnya seorang nabi –nabi siapapun- menyandang sifat mulia yang menjadi contoh terindah dan uswah hasanah bagi umat manusia seperti yang dimaukan Allah Taâ’lâ-. Ia seorang penyandang keutamaan, pemilik akal sempurna dan puncak kesempurnaan. Teladan dalam hikmah, kewibawaan dan keanggunan. Seorang yang alim (mengenal Tuhannya dengan pengenalan sempurna), bijak, pemberani, tegar dan teguh serta sifat-sifat mulia kemanusiaan lainnya.

Ikhtisar kata: ia adalah seorang yang makshum dari kesalahan, terbebas dari kekurangan dan ketergelinciran. Paling mulia dan sempurnanya makhluk. Karena itu Allah mengutus Nabi kita Muhammad saw. sebagai uswah dan teladan bagi umat manusia sepanjang masa dan Allah mewajibkan atas mereka berteladan dengannya dalam segala perkara sampai-sampai dalam rincian paling parsial dari urusan dan tindakan kita sekalipun.

Allah SWT. berfirman:

لَقَدْ كانَ لَكُمْ في‏ رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كانَ يَرْجُوا اللَّهَ وَ الْيَوْمَ الْآخِرَ وَ ذَكَرَ اللَّهَ كَثيراً

“Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (QS. Al Ahzâb [33];21)

Apakah Demikian Seorang Rasul, Utusan Allah?!

Demikianlah potret Nabi kita Muhammad saw. Tetapi apakah demikian potret beliau dalam riwayat-riwayat Ahli Hadis dan para sejarawan Islam?

Sangat disayangkan bahwa potret Nabi Muhammad saw. yang indah dan mulia itu tidak kita dapati dalam riwayat-riwayat Ahli Hadis. Apabila kita merujuk riwayat-riwayat “yang bertanggung jawab” merekam dan menggambarkan sejarah kehidupan, sifat dan prilaku Nabi Muhammad saw. justeru yang kita dapati adalah bahwa Nabi Muhammad saw. –yang dipilih dan dimuliakan Allah di atas seluruh makhluk ciptaan-Nya yang Allah sifati dengan firman-Nya:

وَ إِنَّكَ لَعَلى‏ خُلُقٍ عَظيمٍ

Dan sesungguhnya kamu (Muhammad) benar-benar berbudi pekerti yang agung.(QS. Al Qalam [68];4)

yang mana beliau adalah paling mulia dan afdhalnya para rasul, paling sempurnanya manusia yang pernah menginjakkan kakinya di muka bumi ini… yang mana beliau adalah total akal umat manusia, penghulu seluruh anak Adam- … sayang sekali yang kita dapati adalah bahwa beliau:

Seorang yang lemah, kontradiksi dalam sikap dan ucapannya, bertindak bagaikan seorang bocah kecil tak berakal, berbicara bak seorang jahil…

Ia rela maka keralaannya itu kerendahan… Ia marah dan kemarahannya itu mencerminkan kelemahan dan kekacauan, dan semata karena disulut oleh urusan sepele…

Ia selalu butuh kepada orang lain yang mengajarinya, mengatur urusannya dan membimbingnya serta menyelesaikan problem hidupnya…

Semua orang lebih mengerti daripadanya… lebih berakal dibanding dirinya…

Demikian potret Nabi kita Muhammad sw. seperti yang dipamerkan Ahli Hadis dalam lembar-lembar kitab-kitab mereka.

.

Nabi Muhammad saw. Mengajak Istri Mudanya Menonton Tarian Para Pemuda Negro!

Lalu dengan apa? Dan bagaimana kita memaknai sang Nabi agung ini menggendong istrinya untuk menonton tarian pemuda-pemuda negro sementara pipi sang istri muda itu menempel mesra dengan pipi sang Nabi? Atau istri muda itu meletakkan dagunya di atas pundak sang Nabi; suaminya, lalu ia menonot tarian para pemuda negro di hari Asyurâ?![1]

Nabi Muhammad saw. Mengajak Istri Mudanya Lomba Berlari!

Kemudian Nabi Muhammad saw. yang dimuliakan Allah SWT dan juga kita muliakan ini digambarkan oleh Ahli Hadis membiarkan prajurit setianya menanti beliau di padang shahrâ’ tandus tak berpenghuni untuk berduaan dengan Aisyah; istri kesayangannya demi menghiburnya dengan mengajaknya lomba berlari… ya lomba beralari di tengah padang pasir tandus tak berpenghuni… bukan sekali bukan dua kali, tetapi berkali-kali dan dalam berbagai kesempatan… terkadang Nabi saw. yang menang dengan sampai ke garis finish terlebih dahulu dan terkadang Nabi mengalah agar istrinya bergembira karena memenangkan lomba lari… lalu Nabi saw. bersabda menghibur, “satu sama.”![2]

Nabi Saw. Kasmaran Dengan Kemolekan Istri Anak Angkatnya!

Lebih dari itu Ahli Hadis menyajikan potert menjijikkan –wal ‘iyâdzu billah– bahwa beliau jatuh cinta dan terpikat hatinya oleh istri Zaid bin Hâritsah; anak angkat beliau sendiri yang bernama Zainab –yang juga masih sepupu beliau-.. Kisah cinta itu berawal ketika beliau melihat Zainab dalam busana dan dandanan yang menggiurkan dan mencuri hati. [3]

Serta masih banyak lagi riwayat-riwayat yang memamerkan potret kehidupan rumah tangga dan hubungan privatnya dengan istri-istri beliau… potret yang keimanan dan pengagungan kita atas beliau menolak untuk menceritakannya apalagi mempercayainya dan apalagi melakukan tindakan tak bermoral seperti itu!

Kewajiban Kita

Maka adalah kewajiban kita sebagai kaum Muslimin… para pecinta Nabi Muhammad saw. untuk memuliakan beliau dari penggambaran tidak bertanggung jawab… dan hendaknya kita menjadikan Al Qur’an sebagai tolok ukur kebenaran… dan jangan kita berterus-terusan dalam kegaduhan persengketaan mazhabiyah dan lebih membela ‘riwayat-riwayat sakit dan bervirus’ ketimbang membela Nabi kita Muhammad saw.

Semoga bulan kelahiran Nabi saw. mampu menumbuhkan semangat pembelaan kepada kehormatan beliau… memuliakan dan mensucikan beliau dari penggambaran menghinakan yang disajikan oleh para penyusup dan lalu direkam oleh para Ahli Hadis…

Semoga bulan kelahiran Nabi saw.  mampu menumbuhkan kecintaan dalam hati kita kepada beliau saw. Âmîn.

(Bersambung insyaallah)

 ____________________

[1] Shahih Bukhari,1/111, dan ,2/100 dan 172, Shahih Muslim,3/21 dan 22. Baca juga Musnad Ahmad,6/56,57,58,166,186,242,247 dan 270. Serta puluhan literatur standar lainnya, seperti Sunan an Nasa’i,3/195 dan 197 dan Ihyâ’ ‘Ulumuddîn,2/44.

[2] Untuk lebih lanjut Anda bisa merujuk dalam: Shifat ash Shafwah,1/176 dan 177, Sunan Abu Daud, 3/29 dan 30, Sunan Ibnu Majah,1/637, Ihyâ’ ‘Ulûmuddîn, 2/44, Musnad Ahmad, 6/39,182,264,261 dan 280, dan Sirah al halabiyah, 2/290.

[3] Tafsir Jâmi’ Li Ahkâm al Qur’ân; al Qurthubi, 14//190, Sirah al Halabiyah, 2/214, tafsir Lubâb at Ta’wîl; al Khâzin, 3/468, ad Durr al Mantsûr, 4/202 dan utamanya tafsir ath Thabari.

Satu Tanggapan

  1. Ahlad Rasulullah semuanya dalam AlQuran bukan pada haits nabi, kembalilah pada AlQuran jika anda berselisih faham, Laqod kaana lakum fii rasulillahi uswatun hasanah.

Tinggalkan komentar