Gus Mus: Kau INI Bagaimana Atau Aku Harus Bagaimana?

 

KAU INI BAGAIMANA ATAU AKU HARUS BAGAI MANA

Kau ini bagaimana?

Kau bilang Aku merdeka, Kau memilihkan untukku segalanya
Kau suruh Aku berpikir, Aku berpikir Kau tuduh Aku kapir

Aku harus bagaimana?

Kau bilang bergeraklah, Aku bergerak Kau curigai
Kau bilang jangan banyak tingkah, Aku diam saja Kau waspadai

Kau ini bagaimana?

Kau suruh Aku pegang prinsip, Aku memegang prinsip Kau tuduh Aku kaku
Kau suruh Aku toleran Kau bilang Aku plin-plan

Aku harus bagaimana?

Aku Kau suruh maju, Aku maju Kau srimpung kakiku
Kau suruh Aku bekerja, Aku bekerja Kau ganggu Aku

Kau ini bagaimana?

Aku kau suruh menghormati hukum, kebijaksanaanmu menyepelekannya
Aku Kau suruh berdisiplin, Kau menyontohkan yang lain

Aku harus bagaimana?

Kau bilang Tuhan sangat dekat, Kau sendiri memanggilnya dengan pengeras suara tiap saat
Kau bilang Kau suka damai, Kau ajak Aku setiap hari bertikai

Aku harus bagaimana?

Aku Kau suruh membangun, Aku membangun Kau merusaknya
Aku Kau suruh menabung, Aku menabung Kau menghabiskannya

Kau ini bagaimana?

Kau suruh Aku menggarap sawah, sawahku Kau tanami rumah-rumah
Kau bilang Aku harus punya rumah, Aku punya rumah Kau meratakannya dengan tanah

Kau ini bagaimana?

Aku Kau larang berjudi, permainan spekulasimu menjadi-jadi
Aku Kau suruh bertanggung jawab, Kau sendiri terus berucap Wallahu a’lam bissawab

Kau ini bagaimana?

Kau suruh Aku jujur, Aku jujur Kau tipu Aku
Kau suruh Aku sabar, Aku sabar Kau injak tengkukku

Aku harus bagaimana?

Aku Kau suruh memliihmu sebagai wakilmu, sudah kupilih Kau bertindak semaumu
Kau bilang Kau selalu memikirkanku, Aku sapa saja Kau merasa terganggu

Kau ini bagaimana?

Kau bilang bicaralah, Aku bicara Kau bilang Aku ceriwis
Kau bilang jangan banyak bicara, Aku bungkam Kau tuduh Aku apatis

Aku harus bagaimana?
Aku harus bagaimana?

Kau bilang kritiklah, Aku kritik Kau marah
Kau bilang cari alternatifnya, Aku kasih alternatif Kau bilang jangan mendikte saja

Kau ini bagaimana?

Aku bilang terserah Kau, Kau tidak mau
Aku bilang terserah kita, Kau tak suka
Aku bilang terserah Aku, Kau memakiku

Kau ini bagaimana?
Aku harus bagaimana?

(K.H.A. Mustofa Bisri, 1987)

SUMBER: http://psychorevolution.blogspot.com

Satu Tanggapan

  1. nengok kekiri lihat dunia dan dunia ini di penuhi setan yg menjanjikan kaya materi untuk meraih kedudukan yg tinggi setelah tercapai setan bertugas menipunya dengan janji janji setelah jadi pemimpin hianati janjinya ,irulah setan pasar global yg menghasut dalam kemunafikan ,memang benar dunia tempat ujian iman kepada allah dan rasulnya..melihat kkanan melihat kebenaran para malaikat yg bertugas alam ahirat yg stiap saat hanya dzikir mah sucikan allah..namun malaikat tak butuh uang makanan lezat rumah mewah kendaraan bagus dan semua yg berbentuk materi ,mk klo kita jadi malaikat juga gak kuat menahan inti midasi dengan setan dan bala tentaranya yg brwujut manusia yg selalu menekan dalam bernuat kebaikan dan kejujuran , karena mereka semua hidup tak pernah jujur ..mk kita harus bagaimana….?..jalan jalur kiri dunia ini tempat nya setan batil semua kerjaanya ..jalan jaur kanan haq…ibadahnya malaikan klo ini di jalani klo kuat juga jadinya ..namun nanti anak cucu pasti akan lari dari kebenaran ini untuk mengejar materi karena jadi fakir dunia hingga tak mampu lagi meneruskan sejarah orang tuanya karena saking fakirnya …jadi batil dan haq semua itu ujian bagi nyawa manusia untuk megang iman islamnya ..karena hakekat manusia itu bukan setan tapi juga bukan malaikat mk yg harus di cari adalah bagaimana bertemu diri sendiri yg katanya manusia yg fitri menurut ruh dalam hati nurani yg bisa melihat cahaya allah dan rasulnya …..surga neraka yg di karang dengan logika pasti hanya bayangn hayalan dari hawa nafsunya sia sia umurnya jika terus di fikirkan padahal gambaran nabi muhamad surga itu adanya di dunia ,ketika kita punya keluarga sakinah mawadah warohmah .saling kasih mengasihi ..sabda nabi baitil jannati….rumahku adalah surga ku ,ini artinya rasanya surga itu ada dalam keluarga .yg tenang ibadahnya hanya iklas karena allah ..dengan hidup sederhana lugas suka menabung,,,ini pasti serasa di surga ,untuk neraka jelas sebaliknya dengan catatan diatas terus hidup paspasan dan di penuhi hutang budi nyawa maupun uang itulah target setiap hari dan bulan klo sudah seperti ini jangan berharap imanya kuat berdiri tegak di muka bumi karena nanti bigron kehidupanya pasti ahli maksiyat haram halal mubah di embat tak mampu menjalani sareat dengan jujur karena hutang nya dan seterusnya ….ahirnya yg ahli sareat hanya pada mulutnya saja hukum dalam hati tak di jalani [munafik karena hutangnya ] yg ahli ilmu tauhit beban berat dalam kefakiranya karena meninggalkan kehidupan dunianya laksana malaikat ..ujian ujian ujian semuanya ..dunia ini perjalanan hidup indifidu menuju allah di sna penuh liku liku rahasia allah belum tentu kebenaran segala yg di anggap benar itu mesti benar bagi allah karena senelum manusia itu mati belum tau hakekat kebenaran ini terjadi ..hanya ampunan kasih sayang dan ridhonya yg bisa menolongnya atu safaat pertolongan mabimu…

Tinggalkan komentar