Benarkah Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad saw Diperdaya Nafsu?

Benarkah Junjungan Kita Nabi Besar Muhammad saw Diperdaya Nafsu?

SUMBER: Bondet Si Anak kampoeng

Tulisan ini sekedar mengajak kita berfikir kritis dalam membela kesucian para nabi yang maksum, khususnya junjungan kita Nabi Besar Muhammad saw dari cerita-cerita pelecehan yang tertera didalam hadis-hadis yang kita nilai shahih. Kita biasanya marah jika ada non muslim atau orientalis melecehkan Nabi saw, akan tetapi kita tidak kritis terhadap hadis-hadis yang melecehkan beliau saw. terutama jika hadis-hadis tersebut termaktub di dalam kitab-kitab hadis yang kita pandang shahih, Biasanya kita tidak berani mempertanyakan apalagi mengkritik suatu hadis karena kebesaran nama ahli hadis dan pengumpul hadis tersebut, terutama Bukhari dan Muslim, akibatnya adalah tanpa kita sadari kitapun ikut merestui pelecehan-pelecehan terhadap Rasulullah saw. tersebut, dikarenakan kita menerima beberapa hadis yang terlanjur dimuat dikitab-kitab mereka atau kemungkinan lolos dari seleksi kritis mereka. maklum mereka bukan manusia yang yang maksum.

Bukhari, Muslim, Nasai, Ibnu Majah dan para pengumpul hadis lainnya adalah manusia biasa yang tidak maksum, mereka bisa salah. Malah sebetulnya kita harus menteladani mereka dalam menyaring atau menyeleksi hadis. Sebagaimana diberitakan bahwa konon Bukhari menyeleksi ribuan hadis bahkan ratusan ribu hadis, disaring dan disaring hingga yang dianggap oleh beliau shahih kurang lebih sekitar enam ribuan hadis itupun termasuk hadis-hadis yang diulang (hadis yang sama). Sebagai manusia biasa yang tidak maksum maka tidak mustahil walaupun ketelitian serta usaha mereka yang maksimal dalam menyaring hadis, merekapun tidak luput dari kesalahan. Seharusnya kita harus terus-menerus melanjutkan tradisi mereka yakni kritis terhadap hadis, jika kita dapati hadis yang bertentangan dengan al-Qur’an, hadis yang kontradiksi, hadis yang bertentangan dengan prilaku dan pribadi Rasulullah saw -(manusia yang paling sempurna dari mulai Adam as. hingga manusia terakhir nanti)-

Tulisan singkat ini sekedar menyorot hadis-hadis yang melecehkan kepribadian Rasulullah saw. dan saya batasi terhadap hadis-hadis yang menyoal kehidupan seksual Nabi saw. Jika kita membaca buku-buku tulisan para orientalis atau orang-orang yang tidak senang dengan Islam, hadis-hadis seperti ini adalah bahan dan mesiu bagi mereka untuk memukul dan melecehkan Nabi saw. dan agama kita. diceritakan bahwa Nabi saw. menghabiskan waktu siang dan malamnya hanya untuk melakukan hubungan seksual, tidak cukup dikatakan dengan salah satu istrinya, akan tetapi dikatakan berhubungan dengan semua istri-istrinya yang berjumlah sembilan atau sebelas istri dalam waktu yang bersamaan. didongengkan juga bahwa Nabi saw. tidak tahan melihat wanita seksi dan macam-macam cerita yang sejenis (wal iyadh billah). [dalam Bukhari dan Muslim Nabi Sulaiman as. pun tidak luput dari pelecehan seperti ini, bahkan Nabi Sulaiman as. “memecahkan rekor” dengan dongeng bahwa beliau katanya menggauli/menggilir seratus istrinya, kita tidak membahas Nabi Sulaiman as. dalam tulisan ini].

Cerita-cerita seperti ini mirip roman-roman picisan atau cerita seks di majalah-majalah biru, atau mirip dengan kisah-kisah seks para Nabi as. didalam kitab suci umat kristiani (bible/injil) [1], saya yakin hadis-hadis seperti ini adalah kisah-kisah israiliyat. Biar tidak berkepanjangan marilah kita menyorot hadis yang mendongengkan bahwa Rasulullah saw, siang dan malamnya disibukkan untuk melakukan hubungan seksual dan menggilir istri-istrinya (wal iyadh billah):

Berikut saya nukilkan beberapa hadis yang menceritakan hal tersebut:

l. Diriwayatkan oleh Bukhari:

1. Dalam “Shahih Bukhari”, Kitabul al-Ghusl, Bab al-Junub Yakhruju Wa Yamsyi Fi as-Suuq wa Ghairihi (Seorang yang junub keluar dan berjalan di pasar dan lainnya): 1:76 hadis nomer: 284.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ

“.…dari Qatadah, ia bertutur bahwa Anas bin Malik mengabarkan kepada mereka bahwa Nabi Allah saw. mengitari (menggilir) sembilan istrinya dalam satu malam. Dan ketika itu beliau mempunyai sembilan orang istri.”

2. Hadis yang sama juga diriwayatkan dalam Kitabun-Nikah, Bab Katsratun-Nisa’ (Banyaknya Istri): 7:4 hadis nomer: 5068.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ

“.…dari Qatadah, ia bertutur bahwa Anas bin Malik mengabarkan kepada mereka bahwa Nabi Allah saw. mengitari (menggilir) sembilan istrinya dalam satu malam. Dan ketika itu beliau mempunyai sembilan orang istri.”

3. Hadis yang sama juga diriwayatkan dalam Kitabun-Nikah, Bab Man Thafa Ala Nisa’ihi Fi Ghuslin Wahidin (Orang yang berkeliling menggauli istri-istrinya dengan satu kali mandi): 7:44, hadis nomer: 5215.

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْأَعْلَى بْنُ حَمَّادٍ قَالَ حَدَّثَنَا يَزِيدُ بْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسَ بْنَ مَالِكٍ حَدَّثَهُمْ أَنَّ نَبِيَّ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ

“.…dari Qatadah, ia bertutur bahwa Anas bin Malik mengabarkan kepada mereka bahwa Nabi Allah saw. mengitari (menggilir) sembilan istrinya dalam satu malam. Dan ketika itu beliau mempunyai sembilan orang istri.”

4. Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Shahih-nya, Kitab al-Ghusl, Bab Idza Jama’ Tsumma ‘Ada Wa Man Dâra ‘Alâ Nisâ’ihi Fi Ghuslin Wâhidin (Jika seorang bersetubuh kemudian ia kembali dan orang yang berkeliling menggauli istri-istrinya dengan satu kali mandi):1:73 hadis nomer: 268.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ قَالَ حَدَّثَنَا مُعَاذُ بْنُ هِشَامٍ قَالَ حَدَّثَنِي أَبِي عَنْ قَتَادَةَ قَالَ حَدَّثَنَا أَنَسُ بْنُ مَالِكٍ قَالَ كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَدُورُ عَلَى نِسَائِهِ فِي السَّاعَةِ الْوَاحِدَةِ مِنْ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَهُنَّ إِحْدَى عَشْرَةَ قَالَ قُلْتُ لِأَنَسٍ أَوَكَانَ يُطِيقُهُ قَالَ كُنَّا نَتَحَدَّثُ أَنَّهُ أُعْطِيَ قُوَّةَ ثَلَاثِينَ وَقَالَ سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ إِنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُمْ تِسْعُ نِسْوَةٍ

“… dari Anas bin Malik, ‘Ia berkata, ‘Adalah Nabi saw. berkeliling menggilir istri-istri beliau dalam satu waktu, siang dan malam dan istri-istrinya (waktu itu) berjumlah sebelas orang. ditanyakan kepada Anas: Apakah Nabi saw. mampu melakukan senggama (dengan sebelas istri beliau siang dan malam)? Maka Anas menjawab, “Kami sering berbincang-bincang bahwa beliau di beri kekuatan tiga puluh leleki…..”

[ Hadis ini dapat pula anda dapati dalam Shahih Bukhari online, Kitab al-ghuzul, Hadis no.269. [ http://www.sahihalbukhari.com/sps/sbk/ ]

ll. Diriwayatkan oleh Muslim.

Shahih Muslim dalam: Kitab al-Haidl, hadis nomer : 467.

و حَدَّثَنَا الْحَسَنُ بْنُ أَحْمَدَ بْنِ أَبِي شُعَيْبٍ الْحَرَّانِيُّ حَدَّثَنَا مِسْكِينٌ يَعْنِي ابْنَ بُكَيْرٍ الْحَذَّاءَ عَنْ شُعْبَةَ عَنْ هِشَامِ بْنِ زَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ

“.…dari Hisyam bin Zaid dari Anas, “Sesungguhnya Nabi saw. mengitari (menggilir) istri-istrinya dengan sekali mandi.”

Dan sebagai tambahan untuk melengkapi saya sebutkan juga cerita atau dongeng tersebut yang diriwayatkan oleh para Muhaddis selain Bukhari dan Muslim.

lll. Diriwayatkan oleh at-Turmudhi.

Shahih at-Turmudzi : Kitab ath-Thaharah, Bab Mâ Jâ’a fi ar-rajuli Yathûfu alâ Nisâ’ihi Bighuslin wahidin, hadis nomer :130.

حَدَّثَنَا بُنْدَارٌ مُحَمَّدُ بْنُ بَشَّارٍ حَدَّثَنَا أَبُو أَحْمَدَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ.قَالَ وَفِي الْبَاب عَنْ أَبِي رَافِعٍ قَالَ أَبُو عِيسَى حَدِيثُ أَنَسٍ حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ وَهُوَ قَوْلُ غَيْرِ وَاحِدٍ مِنْ أَهْلِ الْعِلْمِ مِنْهُمْ الْحَسَنُ الْبَصْرِيُّ أَنْ لَا بَأْسَ أَنْ يَعُودَ قَبْلَ أَنْ يَتَوَضَّأَ وَقَدْ رَوَى مُحَمَّدُ بْنُ يُوسُفَ هَذَا عَنْ سُفْيَانَ فَقَالَ عَنْ أَبِي عُرْوَةَ عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ عَنْ أَنَسٍ وَأَبُو عُرْوَةَ هُوَ مَعْمَرُ بْنُ رَاشِدٍ وَأَبُو الْخَطَّابِ قَتَادَةُ بْنُ دِعَامَةَ قَالَ أَبُو عِيسَى وَرَوَاهُ بَعْضُهُمْ عَنْ مُحَمَّدِ بْنِ يُوسُفَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ ابْنِ أَبِي عُرْوَةَ عَنْ أَبِي الْخَطَّابِ وَهُوَ خَطَأٌ وَالصَّحِيحُ عَنْ أَبِي عُرْوَةَ

“.…dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi saw. mengitari (menggilir) istri-istrinya dengan sekali mandi. Dan dalam bab (masalah) ini terdapat hadis dari Abu Râfi’. Abu Isa (at Turmudzi) berkata, “Hadis (riwayat) Anas adalah hadis hasan shahih, bahwa Nabi saw. mengitari (menggilir) istri-istrinya dengan sekali mandi. Dan ini adalah pendapat banyak kalangan ahli ilmu (ulama), diantaranya adalah Hasan al-Bashri, yaitu tidak mengapa kembali menggauli istri sebelum berwudhu’… ….”

lV. Diriwayatkan oleh an-Nasa’i

1. Sunan an-Nasa’i, Kitab ath-Thaharah, bab Ityânu Nisâ’ Qabla Ihdâtsil Ghusli, hadis nomer: 263 dan 264.

أَخْبَرَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ وَيَعْقُوبُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ َاللَّفْظُ لِإِسْحَقَ قَالَا حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ عَنْ حُمَيْدٍ الطَّوِيلِ عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَافَ عَلَى نِسَائِهِ فِي لَيْلَةٍ بِغُسْلٍ وَاحِدٍ.أَخْبَرَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عُبَيْدٍ قَالَ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ الْمُبَارَكِ قَالَ أَنْبَأَنَا مَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ.

“……..dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah saw mengitari (menggilir) istri-istriya dalam satu malam dengan sekali mandi,…..dari Qatadah dari Anas bahwa Rasulullah saw. mengitari (menggilir) istri-istrinya dengan sekali mandi.”

2. Dan dalam Kitab an-Nikah, Bab Dzikru Amri Rasulillah saw. fi an Nikah…: hadis 3147.

أَخْبَرَنَا إِسْمَعِيلُ بْنُ مَسْعُودٍ عَنْ يَزِيدَ وَهُوَ ابْنُ زُرَيْعٍ قَالَ حَدَّثَنَا سَعِيدٌ عَنْ قَتَادَةَ أَنَّ أَنَسًا حَدَّثَهُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي اللَّيْلَةِ الْوَاحِدَةِ وَلَهُ يَوْمَئِذٍ تِسْعُ نِسْوَةٍ

……dari Qatadah bahwasanya Anas menceritakan kepada mereka bahwasanya Nabi saw. mengitari (menggilir) istri-istrinya dalam satu malam, dan ketika itu beliau mempunyai sembilan orang istri.

V. Diriwayatkan oleh Abu Daud

Sunan Abu Daud: Kitab ath-Thaharah, Bab Fil Junubi Ya’ûd, hadis nomer: 188.

حَدَّثَنَا مُسَدَّدُ بْنُ مُسَرْهَدٍ حَدَّثَنَا إِسْمَعِيلُ حَدَّثَنَا حُمَيْدٌ الطَّوِيلُ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ طَافَ ذَاتَ يَوْمٍ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ قَالَ أَبُو دَاوُد وَهَكَذَا رَوَاهُ هِشَامُ بْنُ زَيْدٍ عَنْ أَنَسٍ وَمَعْمَرٌ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ وَصَالِحُ بْنُ أَبِي الْأَخْضَرِ عَنْ الزُّهْرِيِّ كُلُّهُمْ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم.

“……..dari Anas bahwasanya Rasulullah saw mengitari istri-istrinya pada suatu hari dengan satu kali mandi, berkata Abu Dawud dan seperti inilah yang diriwayatkan oleh Hisyam bin Zaid dari Anas dan ma’mar dari Qatadah dari Anas, dan Saleh bin Abi al-akhdhar dari al-Zuhri semuanya dari Anas dari Nabi saw.”

Vl. Diriwayatkan oleh Ibnu Majah

Sunan Ibnu Majah, Kitab ath-Thaharah, hadis nomer: 581 dan 582.

حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ الْمُثَنَّى حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ مَهْدِيٍّ وَأَبُو أَحْمَدَ عَنْ سُفْيَانَ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ قَتَادَةَ عَنْ أَنَسٍ أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَطُوفُ عَلَى نِسَائِهِ فِي غُسْلٍ وَاحِدٍ.حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ حَدَّثَنَا وَكِيعٌ عَنْ صَالِحِ بْنِ أَبِي الْأَخْضَرِ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ أَنَسٍ قَالَ وَضَعْتُ لِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ غُسْلًا فَاغْتَسَلَ مِنْ جَمِيعِ نِسَائِهِ فِي لَيْلَةٍ

“…….dari Qatadah dari Anas bahwa Nabi saw mengitari (menggilir) istri-istrinya dengan sekali mandi…… dari Zuhri dari Anas: Aku menyiapkan air mandi untuk Rasulullah saw., lalu beliau mandi sekali untuk (bersuci dari menggauli) seluruh istri-istrinya dalam satu malam.”

Vll. Hadis-hadis sejenis bisa dirujuk dalam Musnad Ahmad bin Hambal: Juz, 3 hal. 99,11,161,166,185,189,225,239 dan 252.

VIII. Juga bisa dirujuk dalam Sunan ad-Darimi: Kitab ath-Thaharah hadis nomer:746 dan 747.

Marilah kita perhatikan hadis-hadis diatas. hadis-hadis ini mengandung beberapa kemusykilan dan tanda tanya:

1. Mungkinkah waktu-waktu Rasulullah saw. -manusia suci teladan umat manusia-, siang dan malam hanya disibukkan untuk menggauli dan menggilir istri-istrinya? bukankah banyak hadis-hadis shahih yang menceritakan bahwa waktu-waktu beliau terutama malam diisi dengan ibadah kepada Allah swt.? bahkan hadis masyhur yang sering kita dengar dari banyak penceramah sebagaimana diriwayatkan oleh istrinya Aisyah ra. dikatakan bahwa dari banyaknya beribadah (shalat malam) sampai-sampai kaki beliau saw. bengkak?. mungkin mereka mengarang-ngarang cerita ini agar dilihat bahwa Nabi saw. seorang yang adil terhadap istrinya? akan tetapi justru melecehkan pribadi beliau yang agung!

2. Apakah istri-istri beliau sebagaimana disebut dalam hadis diatas yang berjumlah sembilan orang atau sebelas orang, semua dalam keadaan suci? tidakkah salah satu diantara mereka dalam keadaan datang bulan, sehingga mustahil Rasulullah saw bisa mengumpuli semuanya?

3. “Jika benar Rasulullah saw. melakukan hal tersebut” (wal iyad billah), ini menandakan bahwa Rasulullah saw. bukanlah pribadi yang berakhlak mulia (wal iyadh billah), kenapa? karena darimana kita bisa mengetahui rahasia kamar beliau jika kita tidak mendengar penuturan beliau sendiri? lalu manusia macam apa, lebih-lebih seorang Nabi tidak mempunyai rasa malu untuk menceritakan kehidupan seksual-nya kepada orang lain? sungguh ini adalah suatu hal yang mustahil bagi Nabi yang mulia, dan ini adalah dusta, kenapa? pertama: bukankah Rasulullah saw sendiri mengharamkan kita untuk menceritakan rahasia kehidupan rumah tangga kita? lebih-lebih kehidupan ranjang (kamar) kita kepada orang lain? mungkinkah Rasul saw melanggar sesuatu yang diharamkan? hadis-hadis pelarangan menceritakan kehidupan suami-istri lebih-lebih yang berhubungan dengan kehidupan kamar kita, sering kita dengar berulang-ulang dalam khotbah nikah. tapi sayang banyak para ulama tidak kritis menyikapi hadis yang melecehkan pribadi Nabi saw. ini, malah hadis ini dipakai dalil bolehnya sekali mandi setelah berhubungan dengan istri berulang-ulang!. kedua: bukankah Rasulullah saw dilukiskan sebagai manusia yang mempunyai sifat malu yang luar biasa? dalam hadis dilukiskan bahwa “sifat malu Rasulullah saw melebihi malunya seorang gadis pingitan” [silahkan merujuk Fathul-Bari, Bab sifatun-Nabi, hadis dari sahabat Abu Said al-Khudri. Hadis No. 3562. Juga dalam Bab “Man lam yuwajih annan-Naasa bil-Itab. Hadis no. 6119 ]

4. Manusia normal manakah yang masih mempunyai rasa malu akan menceritakan kekuatan seksualnya yang menyamai kekuatan tiga puluh orang lelaki jantan, hingga mampu menggauli istrinya sebanyak sebelas orang sekaligus? apakah ini suatu kebanggaan buat Nabi kita yang mulia, apakah suatu aib dan akhlak yang tidak terpuji? (aku berlindung dari Allah SWT. untuk mengatakan bahwa Nabi saw melakukan hal tersebut).

5. “Jika kita yakini bahwa cerita tersebut benar”, dan bukan Rasulullah saw. penyebar berita tersebut, maka kemungkinan sumber yang lain adalah istri-istrinya? dan ini berarti bahwa istri-istri Rasulullah saw. bukanlah istri yang baik yang bisa menjaga kehormatan suaminya. serta istri yang tidak mempunyai rasa malu. bukankah suami istri diperintahkan untuk menjaga kehormatan masing-masing, dan menutupi aib masing-masing? jika bukan istri-istri Nabi penyebar cerita tersebut lalu siapa?

6. Semua hadis-hadis tersebut (sebagaimana yang saya kutip diatas) bersumber dari sahabat Anas bin Malik, benarkah Anas penyebar berita ini? menurut az-Zuhri (sebagaimana hadis yang saya kutip diatas dikatakan: “...dari al-Zuhri semuanya dari Anas dari Nabi saw.”). konon Sahabat Anas bin Malik adalah pembantu rumah tangga Rasulullah saw. dan konon katanya ketika menjadi pembantu Rasul saw. Anas masih dalam usia muda belia, mungkin Anas sebagai seorang yang muda belia senang dengan cerita-cerita seperti ini. dalam hal ini ada beberapa tanda tanya:

a. “Jika benar cerita diatas terjadi” dan sumbernya adalah sahabat Anas bin Malik, berarti Anas bukanlah seorang sahabat atau pembantu yang baik. karena betapa kejinya ia menyebar rahasia kehidupan rumah tangga Nabi saw yang maksum, bukankah menyebar gosip atau membuka aib seseorang adalah perbuatan dosa? bukan hanya menyebarkan cerita saja, tapi ditambahi dengan “bumbu-bumbu” bahwa kekuatan seks beliau saw. sama dengan kekuatan tigapuluh orang lelaki” sebagaimana disebutkan dalam hadis yang saya kutip diatas (...Maka Anas menjawab, “Kami sering berbincang-bincang bahwa beliau di beri kekuatan tiga puluh leleki ) naudzu billah, kehidupan rahasia rumah tangga Nabi yang mulia menjadi gosip dan perbincangan khalayak umum! apakah seperti itu akhlak para sahabat beliau? Demi Allah dari mana Anas mengetahui kekuatan seks Rasulullah saw tersebut? Apakah seperti itu akhlak Nabi yang suci dan mulia? yang akhlaknya dilukiskan oleh Aisyah ra bagaikan al-Qur’an [akhlaqnya adalah Qur’an]? apakah akhlak Nabi kita yang mulia sama dengan manusia-manusia yang berakhlak rendah, yang tidak malu membanggakan kekuatan seks-nya kepada orang lain? Demi Allah tidak!

Salah satu bukti bahwa cerita ini bohong adalah, dalam hadis lain yang juga diriwayatkan Bukhari terjadi kontradisksi, dalam cerita ini dilukiskan bahwa Nabi saw. sebagai manusia yang loyo, jangankan dengan sembilan atau sebelas istrinya bahkan hanya dengan satu istrinya saja (Aisyah ra.) Nabi saw. tidak sampai selesai sudah loyo. hadis ini tertera dalam Shahih Bukhari, bab Naskhu al mâi minal mâi wa wujûbil ghasli bil tiqâil Khitânaini (bab tentang dimansukhkannya kewajiban mandi disebabkan keluarnya air sperma dan diwajibkannya mandi karena bertemunya dua alat kelamin), Bukhari meriwayatkan:

حدثنا هارون بن معروف وهارون بن سعيد الأيلي قالا حدثنا بن وهب أخبرني عياض بن عبد الله عن أبي الزبير عن جابر بن عبد الله عن أم كلثوم عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم قالت ثم إن رجلا سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الرجل يجامع أهله ثم يكسل هل عليهما الغسل وعائشة جالسة فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إني لأفعل ذلك أنا وهذه ثم نغتسل

“… dari Ummu Kultsum dari Aisyah, istri Nabi saw., ia berkata, “Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang seseorang pria yang menggauli istrinya kemudian ia loyo (berhenti sebelum mengeluarkan mani) apakah keduanya wajib mandi? Ketika itu Aisyah ra. sedang duduk (bersama Nabi saw.), maka Rasulullah saw. menjawab, ‘Aku benar-benar melakukan seperti itu dengan dia ini (Aisyah ra.) kemudian kami berdua mandi.’”

Aneh bukan dalam satu kesempatan Nabi saw dikisahkan sebagai seorang yang perkasa dan jantan dalam kehidupan seksualnya, dilain kesempatan dikisahkan sebagai seorang yang loyo. saya curiga ini adalah hadis-hadis pesanan penguasa. mungkin kali ini untuk membuat kesan bahwa Aisyah ra. adalah istri yang paling dicintai oleh beliau.

Hadis inipun merupakan pelecehan terhadap pribadi Nabi saw, jika kita mau berfikir sejenak!. Dimanakah rasa malu Rasulullah saw, untuk menyatakan dihadapan si penanya, dan disamping istrinya dengan mengatakan “‘Aku benar-benar melakukan seperti itu dengan dia ini (Aisyah) kemudian kami berdua mandi.”? kenapa Nabi saw. harus membongkar rahasia kehidupan seksualnya hanya untuk menjawab pertanyaan sipenanya tersebut?

b. Sebagai pembantu apa tugas Anas? apakah mengintip dan mendengarkan perbuatan Rasul saw dan istrinya di dalam kamar? dimana kamar Anas dan dimana kamar Rasul saw? Apakah kamar Anas berdekatan dengan kamar Nabi saw dan kamar istri-istri beliau, sehingga Anas dapat mengetahui perpindahan Rasul saw dari satu kamar ke kamar istrinya yang lain untuk digilir? dimanakah Anas,didalam kamarnya atau mengintip perpindahan Rasul saw dari satu kamar ke kamar yang lain? mungkinkah Rasul saw. melakukan hal ini (yakni berpindah dari satu kamar istrinya ke kamar istrinya yang lain untuk digauli) dihadapan seorang anak muda belia yang tentu gairah seksualnya sangat bergelora?

Masih banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang musykil sekitar hadis-hadis ini, namun saya cukupkan disini. Mungkin hadis-hadis ini dipalsukan para perawi bayaran, guna membenarkan perbuatan para penguasa zaman dulu yang bergelimang dengan maksiat, sebagaimana banyak disebut dalam buku-buku sejarah bahwa banyak para penguasa atau raja-raja zaman itu yang memelihara banyak gundik, harem atau sahaya (budak), maka dibuatlah kisah-kisah atau dongeng seperti ini. Jadi setidak-tidaknya Rasulullah saw tidak berbeda banyak dengan mereka dalam soal perempuan (wal iyadh billah).

Akhirnya Jika kita menerima keshahihan hadis-hadis tersebut berarti kita ikut melecehkan pribadi Nabi kita yang mulia dan memberi peluang kepada musuh-musuh Islam untuk memukul pribadi Nabi saw. yang agung dan agama Islam. Sebaliknya Jika kita menolak hadis tersebut maka berarti kita telah membela junjungan kita Rasulullah saw. dari tuduhan-tuduhan yang keji tersebut.

Selanjutnya kita harus mengkaji siapakah dibalik sumber cerita bohong tersebut? apakah sahabat Anas bin Malik ra. si peramu cerita tersebut? ataukah perawi-perawi lainnya yang yang menisbahkannya kepada sahabat Anas? walhasil dari perawi pertama yaitu Anas sampai para pemgumpul terakhir hadis-hadis tersebut, pasti ada yang memalsukan riwayat-riwayat itu, atau mungkin ada orang lain yang menyusupkan kedalam kitab-kitab hadis tersebut. disini tugas para ahli hadis untuk menganalisa, mengkaji dan menyelidikinya. wallahu a’lam bishawab.

Catatan

[1] Silahkan melihat Kitab Kejadian 38:1- dan seterusnya (bacalah kisah Yehuda), baca juga kisah Nabi Lut as. Kitab kejadian 19: 30-38, dll. lalu bandingkan dengan kisah seks para Nabi as. di dalam kitab-kitab hadis.

21 Tanggapan

  1. Assalamualaikum.

    Menurut saya menarik juga gaya kritis dalam artikel ini. Dimana Hadis yang satu jika menurut pandangan penulis tidak layak atau memalukan Rasulullah saw, maka akan memakai hadis yang lain untuk menentangnya. Dengan jelas saya bisa melihat bagaimana si-penulis belum mampu untuk menjadi seorang kritisi sejati, karena sikap kritis harus bisa melihat sesuatu yang akan dinilainya dengan pikiran yang terbuka!
    namun dalam hal ini penulis bukanlah sebagai seorang kritisi dalam artikel ini, sebab apa yang terkandung dalam artikel ini adalah sebuah pembelaan yang justru sangat tidak kritis.
    Baiklah, saya akan menunjukan dimana sangat sempitnya pikiran penulis menurut point-point diatas.
    1. Penulis ingin menunjukan bahwa Rasulullah saw, seperti banyak hadis-hadis yang sahih yang mana menceritakan bahwa waktu-waktu beliau terutama malam diisi dengan ibadah kepada Allah swt.? bahkan hadis masyhur yang sering kita dengar dari banyak penceramah sebagaimana diriwayatkan oleh istrinya Aisyah ra. dikatakan bahwa dari banyaknya beribadah (shalat malam) sampai-sampai kaki beliau saw. bengkak?
    Mengisi waktu malam dengan ibadah kepada Allah swt dan dari banyaknya beribadah (shalat malam) sampai-sampai kaki beliau saw. bengkak, bukan berarti waktu beliau tidak pernah digunakan untuk bersetubuh dengan istri-istrinya bukan? Jika demikian halnya untuk apa mempunyai banyak istri? Dan juga beliau hanyalah manusia biasa yang mempunyai keterbatasan sebagai manusia, walaupun juga merupakan nabi Allah swt. Terbukti kaki beliau sampai bengkak karena banyaknya ibadah serta mengalami juga kematian seperti manusia lainnya. Tetapi apakah hal ini terjadi terus menerus? Bagaimanakah beliau dapat melakukan perjalanan untuk menyerukan nama Allah swt dan berperang jika setiap hari kaki beliau bengkak?
    Mungkin mereka mengarang-ngarang cerita ini agar dilihat bahwa Nabi saw. seorang yang adil terhadap istrinya? akan tetapi justru melecehkan pribadi beliau yang agung!
    ‘Mungkin!’ jika penulis seorang yang kritis seharusnya tidak memakai kata ‘mungkin’ karena merupakan pernyataan keraguan penulis sendiri dan tidak menjelaskan apa-apa. ‘Mungkin mereka mengarang-ngarang cerita ini’ sangaatlah logis dan harus diterima jika ada yang mengatakan ‘Mungkin memang benar adanya cerita ini’! karena keduanya mempunyai arti ‘bisa ya, bisa tidak’.

    2. Apakah istri-istri beliau sebagaimana disebut dalam hadis diatas yang berjumlah sembilan orang atau sebelas orang, semua dalam keadaan suci? tidakkah salah satu diantara mereka dalam keadaan datang bulan, sehingga mustahil Rasulullah saw bisa mengumpuli semuanya?
    Dari kesembilan atau sebelas orang istri Rasulullah saw, sungguh mengherankan bagi saya karena penulis dapat dengan pasti mengatakan mustahil bagi Rasulullah saw bisa mengumpuli semuanya. Kesannya seolah-olah penulis sangat mengetahui kapan saatnya datang bulan dari istri-istri Rasulullah saw yang berjumlah sembilan atau sebelas orang tersebut.
    Yang lebih mengherankan lagi, bukankah penulis sendiri yang mengingatkan akan hal ini pada pointnya yang ke-3 bagian pertama:
    ‘pertama: bukankah Rasulullah saw sendiri mengharamkan kita untuk menceritakan rahasia kehidupan rumah tangga kita? lebih-lebih kehidupan ranjang (kamar) kita kepada orang lain’.
    Bukan hanya rahasia kamar yang diungkapkan oleh penulis, bahkan lebih dari itu, karena ini menyangkut rahasia aurat para istri Rasulullah saw. Seperti yang saya sebutkan diatas tadi, dimana penulis seolah-olah sangat mengetahui kapan saatnya datang bulan dari istri-istri Rasulullah saw yang berjumlah sembilan atau sebelas orang tersebut. Adakah Rasulullah saw melanggar yang diharamkannya sendiri dengan menceritakan kepada penulis saat-saat datang bulan dari masing-masing istri beliau? Jadi sangatlah tidak logis jika penulis mengatakan ‘mustahil’ Rasulullah saw bisa mengumpuli semuanya, seolah-olah penulis lebih mengetahui apa yang terjadi pada kehidupan ranjang (kamar) Rasulullah saw.

    Hadis-hadis pelarangan menceritakan kehidupan suami-istri lebih-lebih yang berhubungan dengan kehidupan kamar kita, sering kita dengar berulang-ulang dalam khotbah nikah. tapi sayang banyak para ulama tidak kritis menyikapi hadis yang melecehkan pribadi Nabi saw.
    Penulis telah mengetahui tentang hadis-hadis pelarangan ini, serta menyayangkan banyak para ulama tidak kritis menyikapi hadis yang melecehkan pribadi Nabi saw.
    Padahal dengan adanya artikel ini, penulis sendiri telah melecehkan Rasulullah saw, mungkin maksudnya baik untuk membela junjungan yang diAgungkannya, akan tetapi salah dalam mengkritik hadis yang dianggap melecehkan tersebut, karena walaupun bertentangan, disatu sisi menganggap hadis tersebut melecehkan Rasulullah saw, disisi lain penulis membela Rasulullah saw, tetapi keduanya berbuat seolah-olah mengetahui dengan pasti kehidupan ranjang (kamar) Rasulullah saw yang dianggap haram tersebut.

    Wassallam

    • @Sima

      Jawaban saya simple saja’

      Hadis diatas ini akibat konsep keadilan sahabat yang tidak beres….(yang menerima periwayatan sahabat secara mutlak… tanpa diterapkannya aljarah wa atta’dil kepada mereka- padahal bukti2 nash al qur’an dan hadis menyalahi konsep tersebut)

      jangankan perawi-perawi generasi kedua dst yg bermasalah… perawi generasi pertama (sahabat) dalam hadis2 tersebut yg bermuara kepada sahabat Anas bin Malik sendiri perlu diragukan….

      hebat betul si anas ini ya… disamping sebagai pembantu Rasulullah saw ternyata dia juga ahli soal ngintip-mengintip kehidupan malam sang majikan yang dalam kasus ini…Rasulullah saw. nabi yang mulya.

      Lalu kalo seorang Rasul saw.. rahasia malamnya dibeber didepan umum seperti ini…apa kredibilitas Anas itu baik? apa kesaksian orang seperti anas harus kita terima dengan dalil bahwa dia itu sahabat? DEMI ALLAH YANG LEBIH SAYA RAGUKAN ADALAH KREDIBILITAS SAHABAT ANAS TSBT DALAM MENYAMPAIAKN BERITA INI…. KARENA DIA TERMASUK SEORANG YANG TIDAK BAIK KARENA MEMBONGKAR KEHIDUPAN PRIBADI NABI MULIA… dan karena itu kesaksian Anas ini tertolak,,,, tentunya saya lebih menerima Al Qur’an yang mutlak kebenarannya tentang pribadi beliau Nabi suci nan mulya yang luar biasa agung akhlak dan pribadinya dilukiskan oleh Al Qur’an dibanding kesaksian seorang Anas… apalagi yang lainnya.

      Tulisan Mas Sima diatas hanya bergaya sok ilmiah saja…. tapi ma’af isinya kosong!

  2. Mas Sima,

    Saya memahami artikel diatas itu simpel saja, bahwa penulis menolak hadis tersebut. menurut saya anda tidak menanggapi inti tulisan diatas.

    kalo saya memhami tulisan diatas seperti ini:

    1. Siapakah sumber Berita tersebut? Apakah Nabi yang menceritakan kejadian tersebut kepada Anas (si perawi hadis tersebut, sekaligus pembantu rumah tangga Nabi saw.)? jika ya (sebagaimana pengakuan Zuhri “dari al-Zuhri semuanya dari Anas dari Nabi saw”), berarti Nabi saw. sendiri melanggar hukum yang melarang kita menceritakan rahasia kehidupan rumah tangga (rahasia seks) kepada orang lain (sebagaimana dikutip penulis). Jadi hal itu nggak logis, Nabi saw melanggar hukum agama! apalagi untuk sekedar jagongan mengobral rahasia kekuatan seks-nya kepada pembantunya Anas

    2. Seperti dikutip dalam tulisan diatas hadis dari Bukhari, bahwa Nabi seorang pemalu dikatakan bahwa “sifat malu Rasulullah saw melebihi malunya seorang gadis pingitan” Jadi nggak logis juga seorang pemalu menceritakan hal begitun kepada orang lain, lalu manfaatnya apa? Jadi kedua hadis itu kontrdiksi (satu saat pemalu dilain saat nggak ada malunya)!

    Kira-kira mas sendiri malu nggak nyeritain hal gituan kepada pembantu rumah tangga anda?, misalnnya: anda ceritakan “wah tadi malam aku abis gituan sama istriku sebelas kali mas”? Hanya manusia-manusia yang nggak punya malu aja yang nyeritain hal-hal gituan kepada umum! Aku yakin Nabi-ku nggak seperti itu mas.

    3. Dalam satu hadis dikatakan bahwa menurut Anas Nabi juga cerita bahwa kekuatan seks-nya sama dengan kekuatan 30 orang lelaki..!. Bahkan kekuatan Nabi ini digunjingkan dan dipakai bahan pembicaraan diluar oleh para sahabatnya (SAHABAT MODEL APA ITU MAS?)……. kemudian tau-tau eh dilalah Nabi saw loyo ketika menggauli istrinya Aisyah ra (Bukhari, hadis dari Aisyah ), bahkan belum selesai sudah loyo nggak kuat ngelanjutin..,. wah wah… tambah nggak logis aja bualan pengarang hadis-hadis itu!

    Jadi nggak panjang-panjang mas ya, intinya hadis-hadis model ginian nih harus ditaruh dikeranjang sampah! Selamat buat anda yang meyakini hadis-hadis model begini.

    makasih buat “kajian-islam” yang memuat artikel ini.

  3. Buat Sima atas tanggapannya tulisan dari penulis, saya melihat anda tidak mengkritisinya dari esensi yang dimaksud penulis melainkan gaya bahasa penulis, (bukan berarti itu tidak penting) tapi yang yang jauh lebih penting adalah apa yang dimaksud itulah yang harus dibahas.

    Saya juga jadi bertanya-tanya apa bener sih Nabi Saw suka meggosip kehebatan sekaligus kelemahan tentang diri sendiri lebih-2 tentang kehidupan ranjang beliau ( walau keyakinan saya tentu saja Nabi Saw tidak begitu ) koq banyak Hadits semacam itu dan diyakini oleh banyak orang. salah satunya mungkin sdr Sima.

    Oleh karena itu saya ingin penjelasan dari sdr Sima tentang hadits-2 tersebut diatas jika memang itu benar adanya.
    Terima kasih.

  4. saya yang bisa di bilang Islam KTP, paham akan maksud dari penulis, ALI SIMA!!!!! tanggapanmu tdk nyambung Coiiiiiiii.

  5. Untuk Om SIMA,
    Semoga lebih cerdas dalam memberi tanggapan.
    Lebih baik kutip dulu apa yg tidak cocok kemudian berikan bantahan.
    Itu baru nyambung ilmiahnya.
    Trim – Selamat Berdiskusi – Semoga Allah memberi kita akal sehat
    TOHIRALKAF@YAHOO.COM

  6. wah wah …. bener dong klo ada hadis palsu, klo palsu koq seorang Bukhari bisa juga meriwayatkannya ya …. Nabi kta kan manusia juga tho …. gityu aza koq repot

  7. semoga sima diberi kemurahan rezeki yang banyak dan otak yang cerdas serta pekerjaan yang baik oleh Allah SWT, agar dirinya dan hatinya tidak sibuk lagi dalam menulis tanggapan artikel yang menyesatkan. amin ya Rabbal Alamin.

  8. Assalamu’alaikum
    demi Allah, terkutuklah buat mereka2 yg berbohong & melecehkan Nabi besar kita Rasulullah SAW.
    smoga Allah membuka kan fikiran mereka

    Wassalamu’alaikum

  9. @Mas Sima.

    Anda sepertinya keberatan kalau ada pengkaji yang ingin mati-matian membala baginda Nabi Mulia Muhammad saw. dan yang melatarbelakangi sikap Anda itu adalah pasti “Gila Shahih Bukhari” yang Anda anggap shahih semua muatannya dan benar kandungannya. Banyak sekali mas hadis-hadis ngawur di situ. ndak usah repot-repot mbelain Bukhari.

    Coba Anda cermati hadis-hadis Anas tentang dongeng hubungan intim Nabi saw. dengan istri-istri beliau yang sudah menjadi gossip umum dan “camilan” para sahabatnya, sampai-sampai mereka ngobrolkan hal itu, katanya Nabi saw diberi kekuatan sekian puluh nafsu kaum pria lain.

    Coba Anda perhatikan, dari mana sih kira-kira Anas tau kalau Nabi saw menggilir sembilan atau sebelas istirnya itu dengan sekali mandi? apa waktu keluar dari satu kamar menuju kamar lainnya lapor dulu ke Anas?

    Lalu kok tau sih Anas bahwa Nabi masuk ke kamar sana dan kamar sini itu untuk menggilir istri-istri beliau? Mbok pakeo akal sedikit Mas!

    Saya maklumi kalau Anda tidak mampu menghormati kemuliaan Nabi Muhammad saw., sebab Anda terlalu kenyang dengan riwayat-riwayat palsu tentang Nabi saw. yang diriwayatkan para ahli hadis lugu, khususnya Bukhari. Anda ndak usah sok ahli dan mumpuni dalam kajian hadis!

    Anda saya sarankan untuk mengunjungi blog mengenal bukhari http://shahihbukhari.wordpress.com/ dan kita berdiskusi disana mengenai hadis-hadis model beginian, hadis-hadis yang menyudutkan/menjelekkan baginda Rasulullah saw. dan setelahnya silahkan bantah artikel-artikel di sana. Saya jamin Anda pasti puyeng!

    Wassalam.

  10. Mas arif :
    semoga sima diberi kemurahan rezeki yang banyak dan otak yang cerdas serta pekerjaan yang baik oleh Allah SWT, agar dirinya dan hatinya tidak sibuk lagi dalam menulis tanggapan artikel yang menyesatkan. amin ya Rabbal Alamin.

    ya semoga mas arif juga diberi hati yang mencintai Rosul secara tulus sehingga selalu melakukan koreksi terhadap hadist yang isinya mencela. menghina, mendiskriditkan, mengecilkan keagungan Rosul. Dan lebih mengutamakan Rosul dari pada Sahabat / perawi hadist. amin

  11. Dahulu pun sudah banyak PAKAR HADITS mengkritisi hadits2 dalam Shahih BUkhari. Gak ada satu pun yang bisa membuktikan ketidak-shahih-an satu pun hadits yang dimuat di dalamnya. Imam Bukhari selalu bisa memberikan fakta dan pembelaan atas setiap hadits yang Beliau masukkan disana.

    Kritik2an sekarang muncul lagi. Bedanya sekarang, seorang BUKAN PAKAR HADITS yang tanpa pengetahuan mengenai hadits berani mendebat karya seorang PROFESOR HADITS.

    Kalo boleh tahu, yang bikin ini artikel berapa tahun sudah belajar ilmu hadits???

    Hati2 mengatakan satu saja hadits shahih itu bukan hadits, karena itu sama dengan mengatakan “RASULULLAH TIDAK PERNAH MENGATAKAN ITU”. Dan sama artinya mendustakan Rasulullah.

    Barangsiapa mendustakan Rasulullah, sama halnya dengan mendustakan Allah…(Inilah yang diinginkan para orientalis kafir). Membuat kita tidak sadar, terjerumus dalam kekafiran. Hanya karena terlalu kritis (yang bukan pada tempatnya).

    Kopral hanya boleh mendebat Kopral, karena mereka se pemikiran.

    TAPI Kopral mendebat Jenderal…gak bakalan bisa!!!
    Jenderal sudah ahli di bidang peperangan, sedang Kopral… menembakkan senjata aja belum pernah.

    “SEHINGGA MATILAH KAU BUJANG… SUDAH KU BILANG JANGAN BERTEMPUR, BERANGKAT JUGA KAU !!!”

    APA KATA DUNIA ???

  12. @fulan

    Dahulu pun sudah banyak PAKAR HADITS mengkritisi hadits2 dalam Shahih BUkhari. Gak ada satu pun yang bisa membuktikan ketidak-shahih-an satu pun hadits yang dimuat di dalamnya. Imam Bukhari selalu bisa memberikan fakta dan pembelaan atas setiap hadits yang Beliau masukkan disana.

    kalo sekedar ngomong -gak ada yang bisa membuktikan ketidaksahihan-an satu hadis pun- anak kecil bisa ngomong.
    ya coba buktikan kalo hadis tersebut shahih! Sebaliknya banyak ulama ahli hadis yang membuktikan bahwa banyak juga hadis Bukhari-Muslim yang dhaif. sepertinya ente perlu membaca buku-buku ulama ahli hadis biar tahu.

    Hati2 mengatakan satu saja hadits shahih itu bukan hadits, karena itu sama dengan mengatakan “RASULULLAH TIDAK PERNAH MENGATAKAN ITU”. Dan sama artinya mendustakan Rasulullah

    Mas perlu ente fahami menolak “riwayat/hadis palsu” dengan menolak “ucapan Rasulullah saw” itu beda. KALO MENOLAK HADIS KARENA DIYAKINI HADIS TERSEBUT PALSU (berarti itu bukan dari Nabi saw), BEDA DENGAN MENOLAK SABDA RASUL SAW, YANG DIYAKINI SHAHIH TAPI DITOLAK.

    berapa ulama hadis yang mengatakan bahwa hadis/riwayat ini maudhu (palsu), hadis itu dhaif dsb, apa ente bilang juga mereka menolak Rasulullah saw?

    mengenai hadis diatas sebetulnya itu riwayat bukan sabda Nabi saw. ITU SEKEDAR SEJARAH PALSU YANG MELECEHKAN PRIBADI NABI YANG MULYA & MAKSUM !!

    Barangsiapa mendustakan Rasulullah, sama halnya dengan mendustakan Allah…

    Ucapan ente itu benar, Tapi orang-orang yang membohongkan Rasul saw itu banyak, sejak zaman beliau hidup sampai sekarang karenya, beliau pernah bersabda yang artinya -kurang lebih maksudnya- ( ma’af saya tidak melihat teks aslinya)

    “barangsiapa yang berdusta atas namaku, maka tempatnya di neraka”

    maka karena itu hadis harus terus di kritisi, Bukhari, Muslim, Nasai dsb. mereka semua manusia yang tidak luput dari kekurangan, salah dan khilaf ! kita harus kritisi hadis agar kita tidak kena hadis-hadis yang diriwayatkan tukang bohong. sebenarnya jika kita mengkritsi hadis itu berarti kita melanjutkan tradis bukhari, muslim dan lainnya.

    …(Inilah yang diinginkan para orientalis kafir). Membuat kita tidak sadar, terjerumus dalam kekafiran. Hanya karena terlalu kritis (yang bukan pada tempatnya).

    jangan sok nyebut-nyebut orientalis, malah sebaliknya hadis-hadis pelecehan Nabi saw seperti diatas dan sejenisnya, malah dipakai senjata oleh para orientalis untuk memukul pribadi Rasul saw yang agung dan agama Islam. jadi kalo ente tahu siapa orientalis maka seharusnya ente kritis terhadap hadis-hadis model begini.

    lalu ente mengatakan (Membuat kita tidak sadar, terjerumus dalam kekafiran. Hanya karena terlalu kritis (yang bukan pada tempatnya) apa hubungannya dengan kekafiran? justru menghadapi hadis/riwayat model-model begini ente harus kritis!

    Aneh jika NABI YANG DILECEHKAN MEREKA MEMBENARKANNYA JIKA SAHABATNYA YANG DIJELEKKAN KONTAN MEREKA BELA.

    (dilain waktu akan saya berikan contoh-contoh hadis tentang sahabat yang negatif/jelek. dan saya yakin ente akan menolaknya atau menafsirkan yang bermacam-macam, beda dengan kasus riwayat diatas yang lansung ente dan banyak orang membenarkannya)

  13. Alhamdulillah Allah memberi kesempatan kepd saya untuk membaca artikel ini dan membaca tanggapan saudara2 semua. Semuanya memperkaya dan menambah keyakinan saya bahwa semua manusia tdk terkecuali umat Islam terseleksi ke dalam kelompok2:

    1. Kelompok yg memaksumkan Nabinya:
    Mereka2 ini selalu teriris hatinya jika Nabi mrk diperolokkan, dan jika hal2 yg jelek disnisbatkan kepdnya.

    2. Dan kelompok yg memaksumamkan “sahabat & ulama”. Mereka yg memaksumkan Sahabat & Ulama, mrk selalu mengatakan bhw Nabi adalah manusia biasa (saudara2 berlian juga batu, tp ada batu yg tiap hari kt injak dan tendang2, ada batu yg nyawapun dipertaruhkan). Kelompok ini selalu membuka semua kemungkinan bhw Nabi jg bs salah spt dirinya. Tapi pd saat bersamaan mrk rela mati jika ada yg mengatakan bhw para sahabat dan bukhari juga bisa salah.
    Kelompok kedua ini tdk sadar jika semua cerita2 dan hadits2 palsu ini ini dikumpulkan khusus dan terpisah mk akan terbentuk seorang “nabi” dg akhlak dan karakter yg bertolak belakang yg kita imani. Begitu jg terjadi pd nabi2 yg lain dlm shahih bukhari (Nabi Musa lari telanjang, Nabi Sulaiman menggilir ratusan istrinya dlm 1 mlm dll).

    Dan akhirnya pd saat kelompok kedua tdk bs lg membela diri mk kata2 pamungkas akan keluar:
    1. Sesat.
    2. Kafir.
    3. Syi’ah

    Apakah utk mencintai dan memuliakan Rasulullah, hrs menjadi sesat? menjadi kafir?.
    Apakah hanya syi’ah saja yg boleh mencintai dan memuliakan Rasulullah. Pantas saja imam syafi’i berkata yg kira2: “Jika krn mencintai Rasulullah dan keluarganya dikatakan Rafidhi mk saksikanlah aku adalah Rafidhi”.
    Bukankah menjadi jelas jg bhw pd masa imam Syafi’i pun sdh terjadi hal2 spt ini dimana ada kelompok yg mencoba mengkerdilkan Rasulullah dan ada yg mencoba memuliakan Rasulullah.

    Sekali lg terima kasih krn saya mendapat pencerahan dr artikel dan diskusi yg ada.

    Wassalam.

  14. 6 kun aguero

    wah wah …. bener dong klo ada hadis palsu, klo palsu koq seorang Bukhari bisa juga meriwayatkannya ya …. Nabi kta kan manusia juga tho …. gityu aza koq repot

    ===========================================

    Kalau palsu koq seorang Bukhari bisa juga meriwayatkannya yaa… (Apakah saudara sdg mengatakan bhw seorang Bukhari terlepas dr kesalahan menilai hadits??.)

    Nabi kitakan manusia kuga tho.. (apakah saudara ingin mengatakan seorg Bukhari tdk bisa salah tp Nabi kt biasa saja sering2 salah????), saudara sebagaimana saya contohkan batu ada berlian ada yg hanya kerikil, manusiapun ada manusia biasa, namun ada jg manusia mulia. Al Qur’an banyak kali menyatakan ttg manusia2 suci, apakah saudara tdk ikhlas menerima bhw Nabi saudara suci??, jika begitu manusia yg mn yg bs dianggap suci? Apakah saudara mengingkari bhw manusia bs lebih mulia drpd malaikat? Tidak bisa saya mengerti adanya kalimat2 “emangnya malaikat?” ini kalimat menyesatkan, seolah2 hanya malaikat yg suci.

    “Gityu aza koq repot”. Apakah kalimat ini sdh menjadi firman??? Apakah yg salah dg repot jika itu utk mencari kebenaran, bagaimana saudara layak utk berbicara kebenaran, jika repot sajapun saudara menolak. Apakah saudara jg ingin melestarikan bhw semua kebenaran akan gugur dg kata “gitu aja koq repot”. Apakah suatu kebenaran gugur krn itu merepotkan kita??.

    Wassalam.

  15. Nabi Muhammad saw manusia biasa?
    betul beliau adalah jenis manusia bukan jin, malaikat atau lainnya. TAPI beliau bukan sembarang manusia, beliau SAW adalah manusia paling utama sejak jaman Nabi adam as. sampai akhir zaman.

    sementara kita maupun sahabat beliau SAW adalah manusia biasa yang bisa salah dan menerjang dosa.

    maka jika yang suka menggilir perempuan secara marathon itu adalah:

    *Imam BUKHORI (perawi hadis diatas), saya akan percaya karena beliau kan manusia biasa?

    *jika sahabatnya ANAS (siperawi hadis) ngumpuli 10 perempuan dalam semalam, saya percaya dia kan manusia biasa?

    *jika sahabatnya UMAR atau ABUBAKAR yang menyibukkan waktunya dalam semalam ngumpuli 10-20 perempuan? saya juga percaya, mereka kan manusia biasa?

    jika yang melakukan itu sahabatnya Khalid bin Walid saya pun percaya, karena beliau kan manusia biasa? apalagi dalam sejarah telah terbukti bahwa beliau tidak tahan melihat kecantikan istri Malik bin Nuwairoh, begitu Malik dia bunuh langsung istrinya di kerjai!

    *jika yang ngumpuli perempuan secara marathon itu sahabat Nabi MUAWIYAH BIN ABU SUFYON saya pun percaya karena dia kan manuasia biasa?

    tapi jika yang melakuakan itu Rasulullah saw manusia termulia sepanjang zaman, MAKA SUDAH JELAS ITU ADALAH DONGENG MANUSIA YANG INGIN MERUSAK NAMANYA, namun sayang banyak umat beliau SAW yang tidak menyadari hal itu, APALAGI HADIS-HADIS MODEL BEGINI BANYAK KELUAR dizaman pemerintahan tiran bani umayah (mantan musuh Nabi SAW nomor wahid) dengan menteri peramu hadisnya AZ-ZUHRI, !!

    Semoga laknat Allah SWT dan Rasul-Nya bagi perawi-perawi hadis palsu…. !!

  16. Hmm.. ana tidak akan berkomentar banyak mengenai “muqaddimah” enta, ana tidak ingkari kecuali ketika enta menyoal mengenai anggapan enta bahwa hadith-hadith yg telah diriwayatkan dalam kitab2 sahih sebagai bentuk penodaan atas kepribadian Nabi Muhammad s.a.w. Hanya karena pemahaman enta yang salah, lantas mencela hadith2 tersebut. Bukan begitu ya Ibn Fulan!
    و كم من عائب قولا صحيحا
    وآفته من الفهم السقيم
    Berapa bnyk yang mencela ucapan yang benar
    Disebaban pemahaman yang sakit (buruk)

    Hadith-hadith yg enta nukilkan yg selanjutnya enta “tuduh” palsu dan seperti cerita roman, kemudian menghembuskan “pemahaman” yg mngkn orang2 blm terpikir kepada pemahaman enta dengan riwayat diatas. Ok lah, utk tdak terlalu panjang komentar ana, ana focus saja kepada “metode” analisa enta.
    Enta berkata:
    Marilah kita perhatikan hadis-hadis diatas. hadis-hadis ini mengandung beberapa kemusykilan dan tanda tanya:
    1. Mungkinkah waktu-waktu Rasulullah saw. -manusia suci teladan umat manusia-, siang dan malam hanya disibukkan untuk menggauli dan menggilir istri-istrinya?

    Jawab:
    Demikianlah pemahaman yg enta dapati apabila menggunakan pendekatan “sinis” terhadap riwayat tersebut. Padahal enta sudah benar ketika melanjutkanya dg ucapan enta:
    bukankah banyak hadis-hadis shahih yang menceritakan bahwa waktu-waktu beliau terutama malam diisi dengan ibadah kepada Allah swt.? bahkan hadis masyhur yang sering kita dengar dari banyak penceramah sebagaimana diriwayatkan oleh istrinya Aisyah ra. dikatakan bahwa dari banyaknya beribadah (shalat malam) sampai-sampai kaki beliau saw. bengkak?.
    Tetapi enta tersalah jalan hingga membenturkan riwayat-riwayat tersebut. Padahal didalam hadith yg enta kritik tidak satupun yang menyebutkan bahwa Rasulullah s.a.w menggilir keseluruh isteri-isteri beliau pada “setiap harinya atau setiap malamnya” atau menunjuukan kepada perbuatan tersebut dilakukan secara berulang-ulang, Bahkan maknanya yg tepat kedalam bahasa kita adalah dengan kata “pernah”. sehingga dengan cara berfikir enta mengajak manusia utk berfaham bhw hadith tersebut menunjukkan kepada “kerjaan” Rasul s.a.w sehingga mengalahkan hadith2 yg menerangkan kekuatan ibadah beliau s.a.w. Perhatikan betapa bahayanya ucapan enta!!

    Adapun ucapan enta:

    mungkin mereka mengarang-ngarang cerita ini agar dilihat bahwa Nabi saw. seorang yang adil terhadap istrinya? akan tetapi justru melecehkan pribadi beliau yang agung!

    Jawab:
    Ini menunjukkan betapa besarnya permusuhan enta kepada ahli hadith, padahal diawal (baca:” muqaddimah”) enta memuji-muji dalam selektifitas mereka terhadap hadith, seolah-olah enta bersungguh-sungguh mencintai mereka (Imam Ahli Hadith). Disini enta malah menuduh mereka sebagai orang yang mengarang-ngarang hadith?! Lantas bagaimana mungkin dua perkataan yg bertentangan terjadi pada satu “ucapan”!
    أيها المدعي وصلا بليلى
    لست منها ولا قلامة ظفر
    إنما أنت من ليلى كواو
    ألحقت في الهجاء ظلما لعمر
    Hai orang yg mengaku punya hubungan akan Laila
    Kamu tiada hubungan dengannya,sepotong kukupun, tidak
    (Hubungan) kamu dengan Laila hanyalah seperti (huruf) waw
    Yang disisipkan pada Umar dalam -huruf hijaiyah- untuk menzalimi ‘Amru”

    Demikianlah keadaan enta terhadap para ulama hadith ungkapan manis enta terhadap ahli hadith hanyalah utk mengelabui manusia bagi menyebarkan syubhat enta. Ya Ibn Fulan, Tetapi usaha enta tidak akan mendapat apa-apa.
    قل لمن عاند الحديث وأضحى
    عايبا أهله ومن يدعيه
    أبعلم تقول هذا أبن لي
    أم بجهل فالجهل خلق السفيه
    Katakanlah kepada orang yang memusuhi hadith dan berpagi-pagi
    Memusuhi ahlinya dan orang-orang yang mengikutinya
    Apakah dengan ilmu kamu berkata begini
    Atau kejahilan? Padahal itu merupakan akhlaknya orang yg bodoh

    Kemudian enta berkata lagi pada poin kedua “analisa” enta:

    2. Apakah istri-istri beliau sebagaimana disebut dalam hadis diatas yang berjumlah sembilan orang atau sebelas orang, semua dalam keadaan suci? tidakkah salah satu diantara mereka dalam keadaan datang bulan, sehingga mustahil Rasulullah saw bisa mengumpuli semuanya?

    Ya Ibn Fulan, ada apa dengan enta? Apakah enta bisa menjamin kalau dimalam tersebut ada diantara isteri beliau s.a.w yang datang bulan? Jika enta berkata: Kalian pun tidak bisa menjamin kalau seluruh isteri Rasul pada malam itu suci,” Maka ana jawab: “Kalau benar perkataan enta, kenapa enta bukannya berkata, “adapun terhadap istri beliau yg “kedatangan” diantara mereka, maka tidak mesti beliau menggaulinya, boleh jadi beliau sekedar mengunjungi mereka dan sebagian yg lain beliau menggaulinya.” Jika ini pernyataan enta, masih bisa diterima, tapi enta malah menuduh hadith tersebut dan para periwayatnya telah berdusta atas Rasulullah s.a.w. Perhatikan betapa bahayanya tipu daya enta!

    Lalu enta berkata:
    3. “Jika benar Rasulullah saw. melakukan hal tersebut” (wal iyad billah), ini menandakan bahwa Rasulullah saw. bukanlah pribadi yang berakhlak mulia (wal iyadh billah),

    Jawab
    Masya Allah, kenapa enta malah memahami seperti ini! Apa indicator akhlak munurut enta? Apa yang mengikuti budaya barat, merupakan akhlak yg mulia?! Tapi karena enta melanjutkannya dengan perkataan:

    kenapa? karena darimana kita bisa mengetahui rahasia kamar beliau jika kita tidak mendengar penuturan beliau sendiri? lalu manusia macam apa, lebih-lebih seorang Nabi tidak mempunyai rasa malu untuk menceritakan kehidupan seksual-nya kepada orang lain? sungguh ini adalah suatu hal yang mustahil bagi Nabi yang mulia, dan ini adalah dusta, kenapa? pertama: bukankah Rasulullah saw sendiri mengharamkan kita untuk menceritakan rahasia kehidupan rumah tangga kita? lebih-lebih kehidupan ranjang (kamar) kita kepada orang lain? mungkinkah Rasul saw melanggar sesuatu yang diharamkan? hadis-hadis pelarangan menceritakan kehidupan suami-istri lebih-lebih yang berhubungan dengan kehidupan kamar kita, sering kita dengar berulang-ulang dalam khotbah nikah.

    Jawab
    Lagi-lagi karena pemahaman yg salah, justru mencela perkataan yg benar. Atau enta mengungkapkan suatu perkataan yg benar tetapi dengan tujuan batil? Benar Rasulullah s.a.w mengaharamkan untuk menceritakan apa yg “terjadi” didalam kamar, tetapi kandungan hadith diatas sama sekali tidak masuk kepada menceritakan hal yang dilakukan didalam “kamar”. Yang dimaksudkan pada hadith ttg ancaman terrsebut adalah larangan dari menceritakan “kehidupan ranjang” seperti yg enta sebutkan, dan sama sekali pada riwayat-riwayat diatas tidak menunjukkan kepada hal tersebut, kecuali enta ingin “menuduh” para sahabat yang mengkhabarkannya, Hanya kepada Allah lah kami memohon perlindungan dari kejahatan lidah yang mencela para sahabat Rasulullah s.a.w.

    tapi sayang banyak para ulama tidak kritis menyikapi hadis yang melecehkan pribadi Nabi saw. ini, malah hadis ini dipakai dalil bolehnya sekali mandi setelah berhubungan dengan istri berulang-ulang!

    Jawab
    Nah, bahkan enta secara tidak sadar telah memberikan jawaban untuk menguatkan kedudukan hadith tersebut (secara akal), bahwa hadith diatas diantara hujjah bagi kebolehan mengulangi “hubungan” tanpa perlu berulang kali mandi, tetapi cukup dengan wudu’ –atau seperti yg enta sbutkan ttg pendapat ttg kebolehan mengulangi”nya” tanpa berwudu terlebih dahulu), sehingga selesai hajat barulah kemudian mandi.. Tetapi dikarenakan enta sudah terlanjur “anti” dengan riwayat diatas, maka mata enta pun tertutup utk melihat kekokohan riwayat diatas dan bahwa sangat jauh dari apa yg enta fahami, sehingga membuka pintu bagi musuh Islam untuk mencela Nabi Muhammad s.a.w dengan hadith ini, walaupun enta mengatakan tujuan enta mengkritisi hadith ini untuk membela Nabi s.a.w. Jika kritikan ini datang dari para musuh Islam, maka bukan demikian cara menjawabnya ya akhy! Enti bisa melihat kepada syarah bagi hadith-hadith diatas dari para ulama yg memang telah kompeten didalamnya; karena itu jauh lebih baik dan selamat.
    وإذا لم تر الهلال فسلم
    لأناس رأوه بالأبصار
    Apabila kamu tidak melihat hilal (bulan sabit), maka serahkanlah
    Kepada manusia yang melihatnya dengan mata kepala

    Enta juga berkata:
    kedua: bukankah Rasulullah saw dilukiskan sebagai manusia yang mempunyai sifat malu yang luar biasa? dalam hadis dilukiskan bahwa “sifat malu Rasulullah saw melebihi malunya seorang gadis pingitan” [silahkan merujuk Fathul-Bari, Bab sifatun-Nabi, hadis dari sahabat Abu Said al-Khudri. Hadis No. 3562. Juga dalam Bab “Man lam yuwajih annan-Naasa bil-Itab. Hadis no. 6119 ]
    4. Manusia normal manakah yang masih mempunyai rasa malu akan menceritakan kekuatan seksualnya yang menyamai kekuatan tiga puluh orang lelaki jantan, hingga mampu menggauli istrinya sebanyak sebelas orang sekaligus? apakah ini suatu kebanggaan buat Nabi kita yang mulia, apakah suatu aib dan akhlak yang tidak terpuji? (aku berlindung dari Allah SWT. untuk mengatakan bahwa Nabi saw melakukan hal tersebut).

    Jawab
    Tak ada yg ingkari sifat pemalu Rasulullah s.a.w. Dan inipun bukan hujjah utk menolak riwayat diatas.

    Enta berkata pula:

    5. “Jika kita yakini bahwa cerita tersebut benar”, dan bukan Rasulullah saw. penyebar berita tersebut, maka kemungkinan sumber yang lain adalah istri-istrinya? dan ini berarti bahwa istri-istri Rasulullah saw. bukanlah istri yang baik yang bisa menjaga kehormatan suaminya. serta istri yang tidak mempunyai rasa malu. bukankah suami istri diperintahkan untuk menjaga kehormatan masing-masing, dan menutupi aib masing-masing? jika bukan istri-istri Nabi penyebar cerita tersebut lalu siapa?

    Jawab:
    Disini barulah enta menunjukkan siapa diri enta yg sebenarnya, yang menuduh para isteri-isteri Nabi s.a.w.! Dan apa yang ana fikirkan ternyata terbukti benar, bahwa enta memang berniat untuk “menuduh” para sahabat Rasulullah s.a.w bahkan para isteri beliau s.a.w. Kalau demikian, sebutkan riwayat yg telah thabit kesahihannya dari isteri-isteri Nabi s.a.w. yang menceritakan hal ini seperti yg enta tuduhkan! Jika enta tidak mampu, lalu atas dasar apa enti melontarkan tuduhan bahwa isteri-isteri Nabi sbg orang yg menjaga kehormatan suami dan suka membeberkan “rahasia ranjang” mereka?! Dan bagaimana mungkin enta berani melontarkan tuduhan kepada para isteri Nabi s.a.w tanpa bisa mengemukakan bukti yg kokoh?

    Selanjutnya enta berkata –yg seolah-olah agak ilmiyah:
    6. Semua hadis-hadis tersebut (sebagaimana yang saya kutip diatas) bersumber dari sahabat Anas bin Malik, benarkah Anas penyebar berita ini? menurut az-Zuhri (sebagaimana hadis yang saya kutip diatas dikatakan: “…dari al-Zuhri semuanya dari Anas dari Nabi saw.”).

    Sampai disini perkataan al-Zuhri, lalu enta sambung dengan perkataan enta:
    konon Sahabat Anas bin Malik adalah pembantu rumah tangga Rasulullah saw. dan konon katanya ketika menjadi pembantu Rasul saw. Anas masih dalam usia muda belia, mungkin Anas sebagai seorang yang muda belia senang dengan cerita-cerita seperti ini.

    Jawab
    Disini malah ana lihat enta mempunyai kegemaran/kesenangan untuk berprasangka buruk kepada para sahabat Rasulullah s.a.w. maka pantas saja apa saja yg datang dari para sahabat yang tidak enta ridhai, maka semuanya buruk, dan berupaya untuk mencari-cari sisi negatif.
    عين اارضا عن كل عيب كليلة
    وعين السخط تبدى المسويا
    Mata yang ridha, menutupi segala aib
    Sedangkan mata yang benci, menampakkan segala cacat

    Tentang argument (akal-akalan) dan analisis enta:
    dalam hal ini ada beberapa tanda tanya:
    a. “Jika benar cerita diatas terjadi” dan sumbernya adalah sahabat Anas bin Malik, berarti Anas bukanlah seorang sahabat atau pembantu yang baik. karena betapa kejinya ia menyebar rahasia kehidupan rumah tangga Nabi saw yang maksum, bukankah menyebar gosip atau membuka aib seseorang adalah perbuatan dosa? bukan hanya menyebarkan cerita saja, tapi ditambahi dengan “bumbu-bumbu” bahwa kekuatan seks beliau saw. sama dengan kekuatan tigapuluh orang lelaki” sebagaimana disebutkan dalam hadis yang saya kutip diatas (…Maka Anas menjawab, “Kami sering berbincang-bincang bahwa beliau di beri kekuatan tiga puluh leleki ) naudzu billah, kehidupan rahasia rumah tangga Nabi yang mulia menjadi gosip dan perbincangan khalayak umum! apakah seperti itu akhlak para sahabat beliau? Demi Allah dari mana Anas mengetahui kekuatan seks Rasulullah saw tersebut? Apakah seperti itu akhlak Nabi yang suci dan mulia? yang akhlaknya dilukiskan oleh Aisyah ra bagaikan al-Qur’an [akhlaqnya adalah Qur’an]? apakah akhlak Nabi kita yang mulia sama dengan manusia-manusia yang berakhlak rendah, yang tidak malu membanggakan kekuatan seks-nya kepada orang lain? Demi Allah tidak!

    Jawab:
    Jika telah jelas posisi enta terhadap para sahabat Rasulullah, maka untuk komentar enta yg satu ini sudah tidak perlu lagi dikomentari disebabkan telah jelasnya kebatilan dari prasangkaan enta.
    ليس يصح في الأذهان شيئ
    إذا احتاج النهار إلى دليل
    Sedikitpun tidak masuk akal
    Jika yang jelas (masih) membutuhkan dalil

    Yang tak kalah bahayanya adalah apa yg enta katakana setelah ini:
    Salah satu bukti bahwa cerita ini bohong adalah, dalam hadis lain yang juga diriwayatkan Bukhari terjadi kontradisksi, dalam cerita ini dilukiskan bahwa Nabi saw. sebagai manusia yang loyo, jangankan dengan sembilan atau sebelas istrinya bahkan hanya dengan satu istrinya saja (Aisyah ra.) Nabi saw. tidak sampai selesai sudah loyo. hadis ini tertera dalam Shahih Bukhari, bab Naskhu al mâi minal mâi wa wujûbil ghasli bil tiqâil Khitânaini (bab tentang dimansukhkannya kewajiban mandi disebabkan keluarnya air sperma dan diwajibkannya mandi karena bertemunya dua alat kelamin), Bukhari meriwayatkan:
    حدثنا هارون بن معروف وهارون بن سعيد الأيلي قالا حدثنا بن وهب أخبرني عياض بن عبد الله عن أبي الزبير عن جابر بن عبد الله عن أم كلثوم عن عائشة زوج النبي صلى الله عليه وسلم قالت ثم إن رجلا سأل رسول الله صلى الله عليه وسلم عن الرجل يجامع أهله ثم يكسل هل عليهما الغسل وعائشة جالسة فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم إني لأفعل ذلك أنا وهذه ثم نغتسل
    “… dari Ummu Kultsum dari Aisyah, istri Nabi saw., ia berkata, “Ada seorang laki-laki bertanya kepada Rasulullah saw. tentang seseorang pria yang menggauli istrinya kemudian ia loyo (berhenti sebelum mengeluarkan mani) apakah keduanya wajib mandi? Ketika itu Aisyah ra. sedang duduk (bersama Nabi saw.), maka Rasulullah saw. menjawab, ‘Aku benar-benar melakukan seperti itu dengan dia ini (Aisyah ra.) kemudian kami berdua mandi.’”
    Aneh bukan dalam satu kesempatan Nabi saw dikisahkan sebagai seorang yang perkasa dan jantan dalam kehidupan seksualnya, dilain kesempatan dikisahkan sebagai seorang yang loyo. saya curiga ini adalah hadis-hadis pesanan penguasa. mungkin kali ini untuk membuat kesan bahwa Aisyah ra. adalah istri yang paling dicintai oleh beliau.

    Jawab:
    Perhatikan betapa jahatnya pemahaman enta! Padahal konteks hadith ini berbicara mengenai wajibnya mandi ketika berhubungan seksual baik keluar mani atau tidak. Baik ketika seseorang menghentikan”nya” sebelum mani keluar maupun sampai ia selesaikan keperluannya (baca: keluar mani). Hadith ini dijadikan dalil bahwa riwayat dari Abu Hurayrah r.a. mengenai kewajiban mandi itu apabila keluar mani, sebagai hadith yang menasakh hadith Abu Hurayra r.a. (المآء من المآء ). Dikarenakan enta memahami dengan cara yg berbeda, maka tidak aneh kalau kesimpulan yg enta hasilkan pun sangat berbeda. Coba lihat betapa jahat dan rusaknya pemahaman enta!!!

    Enta lalu berkata:
    Hadis inipun merupakan pelecehan terhadap pribadi Nabi saw, jika kita mau berfikir sejenak!. Dimanakah rasa malu Rasulullah saw, untuk menyatakan dihadapan si penanya, dan disamping istrinya dengan mengatakan “‘Aku benar-benar melakukan seperti itu dengan dia ini (Aisyah) kemudian kami berdua mandi.”? kenapa Nabi saw. harus membongkar rahasia kehidupan seksualnya hanya untuk menjawab pertanyaan sipenanya tersebut?
    b. Sebagai pembantu apa tugas Anas? apakah mengintip dan mendengarkan perbuatan Rasul saw dan istrinya di dalam kamar? dimana kamar Anas dan dimana kamar Rasul saw? Apakah kamar Anas berdekatan dengan kamar Nabi saw dan kamar istri-istri beliau, sehingga Anas dapat mengetahui perpindahan Rasul saw dari satu kamar ke kamar istrinya yang lain untuk digilir? dimanakah Anas,didalam kamarnya atau mengintip perpindahan Rasul saw dari satu kamar ke kamar yang lain? mungkinkah Rasul saw. melakukan hal ini (yakni berpindah dari satu kamar istrinya ke kamar istrinya yang lain untuk digauli) dihadapan seorang anak muda belia yang tentu gairah seksualnya sangat bergelora?
    Masih banyak sekali pertanyaan-pertanyaan yang musykil sekitar hadis-hadis ini, namun saya cukupkan disini. Mungkin hadis-hadis ini dipalsukan para perawi bayaran, guna membenarkan perbuatan para penguasa zaman dulu yang bergelimang dengan maksiat, sebagaimana banyak disebut dalam buku-buku sejarah bahwa banyak para penguasa atau raja-raja zaman itu yang memelihara banyak gundik, harem atau sahaya (budak), maka dibuatlah kisah-kisah atau dongeng seperti ini. Jadi setidak-tidaknya Rasulullah saw tidak berbeda banyak dengan mereka dalam soal perempuan (wal iyadh billah).
    Akhirnya Jika kita menerima keshahihan hadis-hadis tersebut berarti kita ikut melecehkan pribadi Nabi kita yang mulia dan memberi peluang kepada musuh-musuh Islam untuk memukul pribadi Nabi saw. yang agung dan agama Islam. Sebaliknya Jika kita menolak hadis tersebut maka berarti kita telah membela junjungan kita Rasulullah saw. dari tuduhan-tuduhan yang keji tersebut.

    Jawab:
    Kenapa enta begitu bejatnya hingga menuduh ucapan Rasulullah s.a.w ini sebagai tindakan membongkar “urusan ranjang” beliau s.a.w? atau menuduh para sahabat (tentunya isteri beliau) dan Anas ibn Malik r.a. melakukan perbuatan keji dengan ber”gossip” ttg kehidupan pribadi mereka!? Maka lagi-lagi, disebabkan sifat su’u al-zhan enta terhadap para sahabat Rasulullah s.a.w maka enta sama sekali tidak mampu mengambil apa yg dikehendaki dari hadith Rasulullah s.a.w. Padahal enta mungkin pura-pura berkoar-koar mengatakan Rasulullah s,a.w sebagai tauladan enta. Apa saja yg diperbuat oleh Rasulullah s.a.w –kecuali hal-hal yg khusus bagi beliau- maka patut ditauladani dan dicontohi, Dan itu mencakup juga dalam kehidupan dalam rumah tangga! So,Tidak ada mudaratnya kecuali bagi orang yg hatinya telah dipalingkan dari penjelasan tersebut dalam hal-hal yang dibutuhkan untuk dijelaskan.

    Enta lalu berkata:
    Selanjutnya kita harus mengkaji siapakah dibalik sumber cerita bohong tersebut? apakah sahabat Anas bin Malik ra. si peramu cerita tersebut? ataukah perawi-perawi lainnya yang yang menisbahkannya kepada sahabat Anas? walhasil dari perawi pertama yaitu Anas sampai para pemgumpul terakhir hadis-hadis tersebut, pasti ada yang memalsukan riwayat-riwayat itu, atau mungkin ada orang lain yang menyusupkan kedalam kitab-kitab hadis tersebut. disini tugas para ahli hadis untuk menganalisa, mengkaji dan menyelidikinya. wallahu a’lam bishawab.

    Jawab
    Jika demikian yang enta mau, tolong jelaskan kepada ana berdasarkan kaidah ilmu hadith, dimana letak kelemahan hadith tersebut, sebab –maaf- ana tidak mau menjadikan “akal?” enta sebagai standar dalam menghukum kesahahihan suatu hadith.. ana tunggu!
    كتبت وقد أيقنت يوم كتابتي
    بأن يدي تفنى ويبقى كتابه
    واعلم أن الله لا بد سائلي
    فيا ليت شعري ما يكون جوابه

    Ketika menulis aku yakin suatu hari
    bahwa tanganku akan binasa sedang tulisanku kekal
    Dan saya tahu bahwa Allah pasti akan menanyaiku
    Aduhai, apakah nanti jawabnya

    • @tiger

      jawaban sampean yg berpanjang2 tidak nyambung, dan tidak memahami maksud penulis…

      singkat saja, apa anda percaya Nabi saw menggilir semua istrinya dalam satu malam, sebagaimana dituturkan oleh anas?

      apa anda percaya bahwa Nabi saw mempunyai kekuatan seks sama dengan 30 orang lelaki normal sebagaimana dituturkan oleh Anas?

      Nah jika anda menerima riwayat Anas diatas apakah anda juga menerima riwayat/penuturan Ibnu Katsir tentang sahabat Muawiyah
      dan perempuan ini:

      Para ulama di antaranya Ibnu ‘Âsakir, Ibnu Katsîr dan juga Ibnu Hajar meriwayatkan dari Khadîj al Khishshi (maula Mu’awiyah) berkata, “Mu’awiyah membeli seorang budak wanita kuning nun jelita, lalu aku giring ia masuk menemui Mu’awiyah (di dalam istana) dalam keadaan BUGIL/TELANJANG BULAT. Dan ketika itu di tangan Mu’awiyah ada tongkat pendek, lalu Mu’awiyah mengayunkannya ke arah vagina budak wanita itu seraya berkata, “Benda unik, andai aku juga punya benda unik. Bawa ia pergi menemui Yazid!”
      Ibnu Katsîr membawakan riwayat kebejatan Mu’awiyah dan para penguasa tiran bani Umayyah untuk kemudian menggaris-bawahi bahwa Mu’awiyah sebagai seorang FAQÎH AGUNG! Sebab kata Ibnu Katsîr, setelahnya Mu’awiyah sadar bahwa budak wanita itu tidak lagi halal bagi Yazid; putranya. Sebab seorang wanita yang sudah pernah dihasrati oleh seorang ayah maka ia haram untuk putranya!
      Perhatikan apa kata Ibnu Katsîr (yang juga pemuja berat bani Umayyah, walaupun tidak separah kaum Salafi Wahhâbi),
      “Dan ini adalah dari kedalaman fikih dan kehati-hatian Mu’awiyah. Karena ia telah memandang wanita itu dengan syahwat, walaupun ia menganggap lemah dirinya (untuk bersenggama) dengannya, maka dari itu ia berhati-hati sehingga tidak mau menghadiahkan budak wanita itu untuk Yazid, putranya… “[al Bidâyah wa an Nihâyah,8/149, Tarîkh damasuq,12/238 dan al Ishâbah,4/198.] (lenkapnya baca disini )

      juga apakah anda percaya dengan kisah Harun Al Rasyid yang tak mampu menahan syahwat ini: https://kajianislam.wordpress.com/2007/06/26/harun-ar-rasyid-tak-mampu-menahan-syahwat/

  17. Tambahan:
    Jika ada yg komentar: Ini kan nukilan dari Bondet sianak kampoeng, knpa digunakan kata “enta (anta;kamu), ngapa gak langsung aja loe kesumbernya! ana jawab: kalau ni koment buat siap saja yg dukung pemahaman si penulis artikel! Sebagai ralat, ana gunakan perkataan “antum” buat siapa aje yg membenarkan artikel ini sebagai pengganti kata “enta” td, ok!!

  18. Dalam blog ini ada dua artikel yang membahas tentang kegemaran seks seorang tokoh, yang satu sayyidina Nabi Muhammad saw, yang kedua seorang raja Harun Al Rasyid….

    anehnya…. komen-komen tentang kedua artikel ini berbeda…. ketika artikel yang mengungkap kegemaran Nabi saw tentang seks, banyak komen-komen yang membenarkannya, seolah-olah itu wajar bagi seorang Nabi saw yang mempunyai libido seks yang sangat tinggi itu… (sama dengan 30 leleki)

    akan tetapi dalam artikel yang mengungkap kehidupan seks Harun al Rasyid banyak komentar yang menolaknya, karena dipandang seorang tokoh besar sekaliber Harus Al Rasyid tidak wajar berbuat seperti itu…

    silahkan bandingkan disini komen2 tersebut disini:

    Harun Ar-Rasyid Tak Mampu Menahan Syahwat!

    jadi saya nilai… kebanyakan kita lebih membela orang lain daripada manusia yang paling baik akhlak dan budi pekertinya yaitu Rasul teladan Muhammad saw

    bagi saya cerita diatas sama dengan roman picisan dan saya yakin itu produk raja-raja islam jaman dulu yang suka mengumpulkan gundik berpuluh-puluh seperti Harun Al Rasyid dll nya

  19. Wow seru, deh, biasanya yang suka melecehkan berbalik kepada dirinya, memang doyan Sex, agar Rasul dianggap nggak bener, itu kan sifat syetan yang tidak senang kepada kebenaran, sudah tahu memang syetan nggak bener eh yang mau belajar bener jadi menyimpang tidak benar, pantas Rasul bersabda , “bahwa kelak dihari Hisab kebanyakan manusia bangkrut amalnya, Shalatnya, zakatnya, puasanya dan hajinya, disangkanya amalnya banyak ternyata kosong hanyalah dosa yang dikumpulkan, sebab orang yang suka mengejek, sama halnya menaruh barang dalam karung, karungnya dibawah bolong, ya habis dimakan codot berbentuk hantu, benarlah orang yang suka mengejek dan memfitnah celaka hidupnya (AlHumazah, 1-9 ), wahai manusia fikirkanlah dirimu, apakah selamat kelak pada hari Hisab, taqwalah agar kau selamat ( QS.2:48 & 122) ingatlah Rasulullah pun bertanggung jawab dihadapan Allah,apalagi kita yang bukan Nabi dan Rasul

Tinggalkan komentar